Pages

Kamis, 01 September 2011

9 Days At The Holy Country #1


Assalamu’alaikum.w.w. Halloooo lagi dan lagiiii .. Hahahaha lagi semangat-semangatnya ngetik. Tiap 2 hari sekali posting gitu saya yaa? Tapi tiap mau posting bingung-bingung dulu mau cerita tentang apa? Ya karena itu tadi, saya minim materi *ngeeeek*
Lalu saya diberi petunjuk materi yang akan ditulis, teman saya Dyka namanya. Dia bilang,”Nulis tentang kamu umroh aja.” Okay, saya menyetujuinya. Walopun cerita umroh saya sudah benar-benar lalu. Satu tahun yang lalu. Semoga saya bisa bercerita dengan baik dan lancar yaa , amiiin *kaya mau ngapain aja aku nih?* Yaaa se-enggak-nya bisa bercerita full tanpa ada yang miss. Tapi Luki juga manusia lah yaa, jadi banyak kurangnya. Mohon dimaafkan, hehe ..


Jadi, waktu itu saya ditawari berulang kali sama mbak sepupu saya. Saya diajak untuk berangkat umroh. Setiap kali saya diajak, saya hanya menjawab,”Ayooo mbaak!” dengan semangatnya. Sampai akhirnya, beliau menanyakannya lagi,”Ayo dek, kita berangkat! Sama bapak juga.” Dan bapak setuju juga. Hmmm .. Diaturlah semua waktu dan persiapan yang harus ada dan dipunyai. Saya setengah percaya dan nggak percaya. Saya akan pergi umroh. Saya akan pergi ke Tanah Haram. Sebelumnya, kami berencana untuk berangkat bersama ibu dan mas saya. Tapi, acara ibu dan mas saya tidak bisa dipending. Jadi, kami pergi hanya bertiga; saya, bapak dan mbak sepupu. Padahal, jadwal saya umroh itu waktu sedang sibuk-sibuknya KRS-an kampus. Yaaah, KRS-an kampus saya kudu menghadap ke Dosen Pembimbing Akademik, dan kebetulan sekali saya mendapatkan Dosen Pembimbing Akademik yang disiplin. Kami tidak diperbolehkan untuk menitipkan tanda tangan KRS kepada teman. Tapi, karena sudah dipersiapkan dengan matang *kalo ini benar-benar matang*, saya sudah meminta izin kepada Dosen Pembimbing Akademik saya untuk menitipkan tanda tangan KRS kepada teman saya, dan? Diperbolehkan dooong :D

9 AGUSTUS 2010, INDONESIA-JEDDAH-MADINAH
Okay, langsung aja yaaa! Perjalanan berangkat saya tanggal 9 Agustus 2010. Pada tanggal itu, saya berangkat dari Jogja kira-kira pukul 8 pagi dan sampai di Jakarta pukul 9 pagi. Setelah itu, saya mengurus di imigrasi, kira-kira sekitar 1,5 jam. Saya berangkat dengan beberapa ibu dan bapak yang menjadi 1 rombongan bimbingan Haji dan Umroh “Hasuna Tour” khusus di bulan Ramadhan. Bisa dibilang, saya peserta paling muda di rombongan itu. Pesertanya sekitar 45 orang. Hmmm.. jadi ngerasa mudaaaa banget, karena pesertanya kebanyakan berumur 45 tahun ke atas, hehe .. Setelah imigrasi selesai, saya dan rombongan menunggu keberangkatan ke Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Dan akhirnya kami diberangkatkan pada pukul 12.00 WIB. Perjalanan yang ditempuh pada jalan udara tersebut berlangsung selama kira-kira sekitar 9-10 jam. Waaah, sampe pegel juga badannya! Saya sempet tidur-tidur terus di pesawat, bingung mau ngapain lagi?
 Duduk sama bapak di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, setelah sholat Maghrib
Saya dan rombongan sampai di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, pada pukul 17.00 (waktu bagian Arab), berarti kalau di Indonesia pukul 21.00 WIB. Setelah turun dari pesawat, kami harus ke bagian imigrasi lagi. Cukup panjang antrian karena rombongan umroh banyak sekaliiii. Tapi Alhamdulillah, kami selesai dari imigrasi pas waktu maghrib (jam 18.30 waktu bagian Arab). Kami menyempatkan diri untuk sholat maghrib berjama’ah di bandara dengan orang-orang yang ada di bandara tersebut. Setelah selesai semua urusan di bandara, kami bertolak menuju ke Madinah dengan menggunakan bus Al Ahmadi. Bus dengan fasilitas yang cukup nyaman itu berjalan ke Madinah selama kurang lebih 6 jam dari bandara.
Di perjalanan menuju Madinah, kami diharuskan untuk menyerahkan passport sebagai tanda “wajib lapor” bagi para tamu yang datang. Sebelum sampai di Madinah, waktu Isya’, kami melewati masjid untuk sholat. Saya lupa namanya. Tapi, di sana tidak begitu ramai. Masjidnya juga tidak terlalu besar, tapi saya menyukainya, kenapa? Karena saya nggak nyangka karena saya sekarang sudah berada di Negeri Arab. Hawanya panas, walopun itu malam hari. Udara yang berhembus pun juga panas, sehingga bagi kami yang terbiasa dengan hawa dingin, jadi cepat ngerasa “gerah”.
Sampai di Madinah, saya dan rombongan menginap di Dallah Thayibah Hotel. Hotel ini berjarak sekitar 50 meter ke halaman Masjid Nabawi. Hmmmm .. tidak begitu jauh kan untuk ke Masjid yang indah itu? Hehehe senangnyaaa! Subhanallah .. tetep masih belum ngira kalo saya bisa sampai sini. Akhirnya, saya pun benar-benar takjub saat saya dan mbak sepupu datang langsung masuk menuju Masjid Nabawi. Megah, indah dan nyaman. 
 Saya di depan tulisan Dallah Thayibah di dalam hotel

10 AGUSTUS 2010, MADINAH
Hari itu, saya beserta rombongan pergi mengunjungi tempat-tempat bersejarah. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Masjid Quba. Masjid ini merupakan masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah pada waktu beliau hijrah. Masjid ini berjarak 2,5 km dari Masjid Nabawi. Di dalamnya, saya menyempatkan untuk melaksanakan sholat Dhuha. Waaah, di sini tertib juga. Alas kaki ditempatkan dalam rak-rak yang ada, ada penjaganya, perempuan-perempuan pakai jubah hitam, berjilbab hitam dan bercadar hitam. Dan jama’ah yang ada, banyaaak sekali. Tapi Alhamdulillah masih ada space untuk saya dan mbak sepupu sholat. Sebenarnya, sholat apapun boleh dilakukan, tapi dengan jumlah 2 rakaat. Seperti sholat takhiyatul masjid, sholat Dhuha, sholat Hajat. “Siapa yang sholat di Masjid Quba, pahalanya seperti melakukan umroh.”

Setelah dari situ, kami menuju Masjid Qiblatain. Masjid ini merupakan tempat dimana Rasulullah pernah mendirikan satu sholat dalam 2 kiblat, dari menghadap ke Masjidil Aqsa ke Masjidil Kharam. Masjid ini berjarak 3,5 km dari Masjid Nabawi. Di sini, kami melaksanakan sholat 2 rakaat.
Setelah itu, kami belanja di Kebun Kurma, yang juga terdapat toko di depannya. Di sana menjual kurma, coklat, buah tin, dll. Di sana, terlihat banyak ibu-ibu yang puas berbelanja untuk oleh-oleh. Tambah lagi deh bawaannya, hehehe ..
Setelah puas berbelanja, kami bertolak ke Jabal Uhud. Jabal Uhud merupakan tempat dimana para syuhada dimakamkan pada perang Uhud, termasuk paman Rasulullah, Hamzah. Uhud itu sebuah gunung berwarna kemerah-merahan yang membentang dari Timur ke Barat.  Di sini, saya dan rombongan mendoakan syuhada di depan makam. Jabal Uhud berjarak kurang lebih 4 km dari Masjid Nabawi.


 
Bacaan salam kepada ahli kubur di Jabal Uhud
Lalu, perjalanan berlanjut ke Jabal Magnet. Di sini, kami hanya berada di dalam bus. Pada jalan turun, persneling mobil pada angka 0, dan driver tidak menginjak gas, bus berjalan mundur sendiri, karena adanya kekuatan magnet. Kecepatan berjalannya bus ini pun meningkat dari 20 km/jam sampai 120 km/jam. Sebenarnya, kecepatan itu masih bisa naik, tapi untuk menjaga keselamatan, kami hanya sampai 120 km/jam saja dan setelah itu dikendalikan oleh driver kembali. Yaaa karena satu rombongan, jama’ah sudah banyak yang berumur, jadi ya harus hati-hati. Jabal Magnet ini dikelilingi oleh gunung dan pada kiri-kanan jalan terdapat pohon yang jarang. Gunung dengan batu-batuan berwarna-warna, jenis batuannya berbeda dengan yang ada di Indonesia. 
 Mantiqul Baidhah (Medan Magnet)
Perjalanan selanjutnya adalah menuju ke Percetakan Al Qur’an. Dalam perjalanan pulang menuju tempat percetakan tersebut, kami melihat ada istana raja besaaaaaaaaar sekali. Katanya, itu istana Raja Arab yang sekarang. Di percetakan, kita bisa membeli Al Qur’an dari bermacam-macam besarnya. Ada yang besar sekali, sedang bahkan kecil sekali, tentunya dengan harga yang bermacam-macam. Di percetakan ini, perempuan tidak diperbolehkan masuk, hanya laki-laki saja. Di dalamnya *katanya* berisi mesin-mesin pencetak Al Qur’an. Khusus untuk laki-laki yang masuk, diberi 1 buah Al Qur’an, gratis. Kalo gitu besok bawa peserta, banyakin laki-lakinya aja, hehehe ..

Setelah selesai, kami pun pulang menuju hotel. Di perjalanan, kami melihat tempat untuk melatih militer di Arab. Jalanan di Madinah, setiap jalur ada 3 lajur. Jalanannya besar-besar, tapi kendaraannya sedikit, nggak seramai di Jogja. Penghijauan jalan pun di beberapa tempat terpelihara dengan baik, yaitu adanya tanaman bernama “Pohon Soekarno”. Tanaman ini kalo di Indonesia semacam pohon Mindi (Jogja), konon katanya tanaman ini pertama kali dicanangkan oleh alm.Presiden Soekarno. Waaah, terkenal sekali beliau! J
Sesampainya di hotel, kami pun bersih-bersih. Perjalanan panjang ditempuh dari pukul 7 pagi sampai pukul 12 siang. Jadi, kami dapat menjalankan sholat Dhuhur di Masjid Nabawi. Hmmm .. Masjidnya besar sekali. Di halamannya terpampang paying-payung menawan yang dibuka lebar. Di depan pintu masuk, dijaga oleh para Askar. Pintu masuk perempuan dan laki-laki dipisah dan masing-masing dijaga oleh Askar. Beberapa perempuan yang mengenakan seragam sama seperti di Masjid Quba tadi. Serba hitam. Mereka memeriksa satu per satu jama’ah yang masuk. Kalo bawa tas, dibukain tasnya. Kalo ada yang bawa HP, nggak dibolehin masuk. Alas kaki pun dengan tertib tanpa dikomando diletakkan di rak-rak yang tersedia. Huuufff benar-benar tertib.  Di dalamnya penuuuh orang. Di dalamnya terdapat pintu seperti gerbang tinggiiii sekali, nanti kita masuk lagi masih ada tempat luas untuk jama’ah perempuan. Oh iya, di sana juga terdapat banyak dispenser yang tertata rapid dan banyak di samping kiri-kanan setelah pintu masuk. Apa itu? Yak benar, itu air zam-zam. Segar sekaliiii! Aaaaahhh,  di dalamnya nyaman sekali. Saya malah nggak pengen pulang ke hotel rasanya.
 Saya di halaman Masid Nabawi dengan payung yang sedang tertutup

Setelah sholat Dhuhur, kami istirahat di hotel. Saat Ashar menjelang, saya menuju Masjid Nabawi lagi. Waaah senangnya bisa terus sholat di sana! Subhanallah. Setelah sholat Ashar, kami satu rombongan berkumpul dan mendengarkan pengajian dari pemimpin rombongan. Pengajian ini selalu dilaksanakan setelah sholat Ashar.

11 AGUSTUS 2011, MADINAH (HARI PERTAMA PUASA)
 Pada hari ini, jadwal kami tidak tour keluar. Jadwal tour keluar sudah dilakukan kemarin. Hari pertama puasa. Hmmmm .. Alhamdulillah kami masih bisa merasakan puasa di Madinah. Di sana, toko-toko yang ada tutup semua, kecuali toko parfum, tas, mainan, gelang atau pernik-pernik semacamnya. Kami menghabiskan waktu untuk beribadah.
Pagi-pagi sekitar jam7 pagi, saya dan rombongan ibu-ibu pergi ke Masjid Nabawi untuk berkunjung dan beribadah ke Raudhah. Keutamaan Raudhah: dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah bersabda,
"Antara rumahku dan mimbarku adalah taman (raudhah) dari taman-taman surga. Dan mimbarku di atas kolam. (shahih Bukhari, no. 1888)."
Sebagian ulama salaf, antara mimbar dan rumah Rasul menyerupai taman dari taman-taman surga. Sedangkan pendapat lain meyakini bahwa "raudhah" tersebut, di akirat kelak benar-benar akan berpindah ke surga. Ulama lain mengatakan, ia bagaikan taman dari taman-taman surga dalam hal turunnya rahmat dan tercapainya kebahagiaan. (Akhbar Madinah al-Rasul li Ibn al-Najjar, h.39)
Waktu itu, saya bisa menjalankan shalat 2 rakaat di dalamnya, sangat amat perjuangan. Di dalamnya penuh sesak jama'ah yang berebut ingin shalat di sana. Saya sempat terharu ketika saya selesai berdoa. Dan saya akui, saya benar-benar ingin mengulanginya lagi. Saya merindukan Masjid Nabawi, merindukan Madinah dan segala yang ada di Tanah Haram.
Raudhah petak berwarna hijau muda


Keterangan :
A. dari arah Bab As-Salam (Gate #1)
B. Mihrab Hanafi
C. Mimbar Rasulullah
D. Tempat Bilal / Muazzin
E. Mihrab Nabawi / Mihrab Rasulullah
F. Mihrab Utsmani
G. Batas Rumah Rasulullah
H. Ruang Aishah RA / Ruang Makam
I. Ruang Fatimah RA
J. Panggung di sekitar Mihrab Tahajjud
K1. Tempat Ahl Suffah sebelum perluasan 7 H
K2. Tempat Ahl Suffah setelah perluasan 7 H
K3. Panggung Tempat Petugas Keamanan / Sebagian menganggap ini tempat Ahl Suffah
L. Bab An-Nisa
M. Bab Jibril
N. Bab Baqi’ (Gate #41)
1. Makam Rasulullah SAW
2. Makam Abu Bakr RA
3. Makam Umar Ibn Al-Khattab RA
4. Tempat kedatangan malaikat Jibril ketika menyampaikan wahyu kepada Rasulullah SAW
5. Dinding Ruang Makam / Kamar Aishah RA
6. Dinding makam segilima, dibangun Umar Ibn Abd Aziz
7. Dinding makam segilima lapis ke dua, dibangun Sultan Qait Bay dari Mesir
8. Kubah kecil tepat di atas ruang makam
9. Lingkaran kubah Al Zarqa
10. Lingkaran kubah Al Khadra’ (Kubah Hijau)
11. Lubang besar searah makam Rasulullah SAW
12. Lubang kecil searah makam Abu Bakr RA
13. Lubang kecil searah makam Umar Ibn Al-Khattab RA
14. Raised platform untuk petugas / askar (data gak akurat berdasarkan ingetan aja)
15. Tiang As-Sarir (tempat tidur)
16. Tiang Al-Hirs (pengawal)
17. Tiang Al-Wufud (utusan)
18. Mihrab di Ruang Fatimah RA, dibangun Sultan Qait Bay dari Mesir
19. Mihrab Tahajjud
20. Mihrab tempat Rasulullah SAW shalat berjamaah dengan Ahl Suffah
99. Garis pembatas jemaah wanita pada saat sebagian raudhah khusus untuk jemaah wanita
*diambil dari http://arosyada.wordpress.com/2010/06/04/denah-raudhah/

Perjuangan di Raudhah itu berakhir ketika Dhuhur tiba. Saya dan mbak sepupu melanjutkan shalat Dhuhur di Masjid Nabawi, mengaji dan berzikir. Lalu pulang, bersih-bersih sampai Ashar. Shalat Ashar di Masjid, begitu seterusnya. Sampai Maghrib menjelang, saya ke Masjid lebih awal, agar mendapat tempat enak. Di sana ramaiiii sekali. Orang-orang sudah duduk teratur. Ada juga orang yang membagikan makanan. Ada roti yang besar sekali apa itu namanya, ada kurma, ada yogurt, ada kopi Arab, dll. Senang sekali bisa berbuka di sana, bersama-sama orang di sana. Aaaaaaaa mau ke sana lagiiiiii!
Setelah berbuka, dilanjutkan shalat Maghrib. Lalu pulang ke hotel lagi. Malamnya, berangkat ke Masjid lagi jam 19.30. Padahal Isya' di sana jam 20.30, haha lumayan lama juga nunggunya. Sembari menunggu, saya ambil air zam-zam di dispenser yang ada, aaaahhh segarnyaaa! Dan dilanjutkan mengaji. Benar-benar nyaman di dalam Masjid Nabawi itu. Lalu, saya mengikuti tarawih di sana, 23 rakaat.

Jadi, sekian dulu yaa cerita tentang Madinah. Pokoknya, saya mau kalo ada yang ajakin ke sana lagi. Yaa insyaAllah dengan adanya rezeki juga, amiiin. Sangat amat merindu Madinah! Nanti dilanjut lagi yaa ceritanya .. Ketika saya bertolak menuju Mekkah.
Terimakasiih ,, Wassalamu'alaikum.w.w.