Pages

Minggu, 06 November 2011

Sugarcult - Memory



This may never start
We could fall apart
And I'd be your memory
Lost your sense of fear
Feelings insincere
Can I be your memory?

So get back, back, back to where we lasted
Just like I imagined
I could never feel this way
So get back, back, back to the disaster
My heart's beating faster
Holding on to feel the same

This may never start
I'll tear us apart
Can I be your enemy
Losing half a year
Waiting for you here
I'd be your anything

So get back, back, back to where we lasted
Just like I imagine
I could never feel this way
So get back, back, back to the disaster
My heart's beating faster
Holding on to feel the same

This may never start
Tearin' out my heart
I'd be your memory
Lost your sense of fear
Feelings disappear
Can I be your memory?

So get back, back, back to where we lasted
Just like I imagine
I could never feel this way
So get back, back, back to the disaster
My heart's beating faster
Holding on to feel the same

This may never start
We could fall apart
And I'd be your memory
Lost your sense of fear
Feelings insincere
Can I be your memory? 

Jumat, 04 November 2011

9 Days At The Holy Country #2


Assalamu’alaikum wr.wb. Hallo lagiii .. Saya mau nyambung cerita yang sempat terputus di kala itu, zzz kaya apa aja? -_-
Okeee, Alhamdulillah yah *ala Tante Syahrini* dilanjutkan lagi .. langsung aja lah yaa? Check this out, baby!

12 AGUSTUS 2009, MADINAH-MEKKAH
Perjalanan untuk umroh pun dimulai. Kami serombongan sudah memakai pakaian ihram dari Hotel Dallah Thayibah menuju miqat di Abiyar Ali atau Masjid Zil Hulaifah. Perjalanan dari hotel ke Masjid itu sejauh 12 kilometer, kira-kira 30 menit.
Sesampainya di Masjid Zil Hulaifah, kami mengambil air wudhu untuk sholat sunnah 2 rakaat. Setelah selesai, kami kembali naik bis dan dimulailah ihlal umroh. “Bismillahirrahmaanirrahim. Allahumma labbaika ‘umratan”. Dan dilanjutkan talbiyah,”Labbaikkallaahumma labbaiik, labbaikallaa syarii kalakalabbaaik. Innalhamda wanni’mata lakawalmulk laa syarii kalak”. Bacaan talbiyah diulang terus sampai di Makkah. Namun, di perjalanan kami mendengarkan tausiyah dari Ustadz Sunardi Sahuri tentang berbakti kepada orangtua, bagaimana keluarga berkumpul kembali di surga, amalan-amalan yang baik yang bisa dilakukan, dan masih banyak lagi. Perjalanan kami dari Masjid Zil Hulaifah ke Mekkah lebih kurang 6 jam. Di dalam perjalanan, kami diperbolehkan untuk beristirahat, karena waktu 6 jam itu pun memang tidak sebentar. Sepanjang perjalanan, kanan-kiri kami adalah padang pasir dan bukit bebatuan yang MasyaAllah, panas sekali!. Menjelang batas Tanah Haram, kami bertalbiyah lagi, dan kami melewati Masjid Tan’im sebelah Utara Mekkah kurang lebih 7 kilometer, tempat miqot ‘Aisyah istri Rasulullah SAW, karena waktu itu Aisyah sedang men. Batas tanah Haram di Tan’im ditandai dengan monument pensil di kiri_kanan jalan, karena memang seperti pensil yang runcing. Sepanjang jalan sejak mendekati Tan’im sampai Mekah, di kiri-kanan jalan tumbuh tanaman yang hijau membuat keindahan jalan yang tidak terasa bahwa kita di tanah Arab yang penuh batu dan pasir. Pohon yang hijau rindang ini konon atas inisiatif Presiden Sukarno (lagi, sepeetinya sudah diceritakan yaa?) yang memperoleh ide untuk menyejukkan dengan sejenis tanaman yang memang cocok di tanah Mekah.
Tiba di Mekkah, kami segera menuju Hotel Mawaddah, yang berada dekat dengan terminal Bis Saptco, di pinggir jalan Ibrahim Khalil yang menuju Mizfalah dan Bahutmah, di Selatan sono noh *kaya tau banget gueeh*. Setelah menurunkan barang-barang dan beristirahat sejenak, kami bersiap mengambil air wudhu dan berangkat untuk melaksanakan umroh qudum. Saat itu bertepatan dengan waktu Ashar, sehingga kami melaksanakan shalat jama’ah di halaman Masjidil Haram. Sholat Ashar selesai, kami memasuki Masjidil Haram melalui pintu King Fahd. Begitu memasuki Masjidil Haram, dengan kaki kanan melangkah kami mengucap,”Bismillahi wassholatu wassalamu’alaa rosulillah. Allahummaftahli abwabaroh matik”, sejenak kemudian kami melangkah maju lagi, agak menurun, maju lagi, dan terlihat bangunan Ka’bah yang merupakan pusat ibadahnya kaum muslimin yang di kelilingi oleh beribu-ribu jama’ah muslim .. “Allahumma antassalam wa minkassalam fahayyina rabbana bissalam”. Saya termangu sejenak dan tidak terasa air mata menetes melihat suasana di sana. 
 Ka'bah di dalam Masjidil Haram dilihat dari lantai 2

ini jam Mekkah, yang kabarnya akan menggantikan Greenwich *subhanallah
Lalu kami menuju ke rukun hajar aswad, mengikuti pembimbing. Kemudian kami memulai dengan putaran pertama, sampai melintasi pintu Ka’bah, maqam Ibrahim, Hijir Ismail, Rukun Yamani, begitu seterusnya berputar sampai 7x.
Sesudah selesai 7x, kami melakukan sholat sunnah di belakang Maqom Ibrahim 2 rakaat dan doa mengikuti pembimbing sesudah berdoa sendiri-sendiri. Dilanjutkan untuk sya’i dengan mengawali menuju Bukit Shawa dengan berdoa:
“Innash shafa wal marwata min sya’aa irillah waman hajjal baita awi’tamara falaa junaaha ‘alaihi anyaththowafa bihima waman tathowwa’a khairan fainnallah syakirun ‘alim… abdau bima bada allahu bihi.”
Sampai di Shafa kami berdoa mengikuti pembimbing dengan menengadahkan tangan menghadap kiblat, sesudah itu kami berjalan menuju Marwa. Diantara 2 pilar dengan lampu hijau kami berdoa lagi: “rabbighfir warham innaka anta al’azul akram”, terus dan terus ke Marwa. Shafa-Marwa dihitung satu kali dan kembali ke Shafa lagi 1. Pada putaran ke dua berkumandang Azan Maghrib, kami semua istirahat dan berbuka puasa dengan minum air zam-zam. Saat itu saya sudah batal, perlu berwudlu untuk shalat Maghrib. Saya dipandu dengan bapak untuk ambil air wudlu di tempat orang minum air zam zam. Betapa susahnya menembus banyak orang yang sama-sama akan sholat, dengan perjuangan yang sangat berat saya berhasil wudlu din kran air zam zam dan shalat Maghrib dengan tempat seadanya. Sesudah itu kami kembali ke arena Syai, dan sudah ketinggalan rombongan, sehingga saya bersama bapak mengikuti dan Alhamdulillah bisa mengejar ketinggalan sehingga Syai saya lengkap menjadi 7 ( 4 Shafa-Marwa, 3 Marwa-Shafa), yang berakhir di Marwa dengan doa dan tahalul.
Perjalanan umroh ini selesai kira-kira jam 9 malam. Cukup capek dari jam 3 sore kami memulai kegiatan umroh ini. Saya masih takjub dengan Ka’bah di sana, subhanallah!
Malamnya kami istirahat di hotel untuk melanjutkan kegiatan esok hari.


13 AGUSTUS 2009, MEKKAH
Pagi harinya, masih puasa dan seringnya kami untuk beribadah di Masjidil Haram yang megah itu. Allahuakbar! Saya ingin ke sana lagiiiiii.
Hmmm .. hari ini, rencana kami akan diajak untuk jalan-jalan di tempat bersejarah di Mekkah. Waktu itu, kami disuruh berkumpul jam 7, saya dan bapak, mbak sepupu nggak ikut jalan-jala ini dan memilih untuk berada di Masjidil Haram untuk beribadah. Sebelum jam 7 sudah stand by di lobby hotel., tetapi masih kosong. Ada sesuatu yang tertinggal, maka saya dan bapak kemabli ke kamar lagi. Selang 5 menit aja, saya dan bapak turun ke lobby hotel lagi, dikasih tau room boy yang sudah kenal dengan saya, katanya rombongan udah pergi, ngeeeek ngoooook. Akhirnya, bapak nelpon pembimbing kami, kalo kami akan menyusul menggunakan taxi. Pede banget ye kami, mau nyusul pake taxi??? Bahasa aja kagak bise. Terus kami meminta tolong room boy tadi, saya lupa namanya, yang masih saya ingat dia orang Bangladesh dan nggak bisa bahasa Indonesia, hehehe .. kami meminta tolong room boy itu untuk mencarikan taxi dengan tujuan ke Jabal Tsur. Setelah dapat taxi, kami naik dan bergerak menuju Jabal Tsur. Saya masih ingat nama sopir taxi itu, namanya Zakaria, dia juga orang Bangladesh. Kami berdua bersusah payah ngobrol dengan Bahasa Inggris karena memang Bahasa Inggris kami pas-pasan. Pak Zakaria menjawab kami, lalu mereka bertanya asal kami. Eeeh ternyata beliau bisa berbahasa Indonesia. Katanya,”yaa saya bisa Bahasa Indonesia, saya dulu bekerja di Malaysia.” Hahahaahah ngeeek! Paling tadi Pak Zakaria ketawa dalam hati pas kami berbicara Bahasa Inggris. Saat perjalanan, ketua rombongan menelpon bapak, menanyakan kami sudah dimana? Lalu telpon disambungkan ke Pak Zakaria dan ketua rombongan berbicara untuk kendaraan bisa ngebut dan segera sampai. Di Jabal Tsur, kami sudah ditunggu bis rombongan dan ketua rombongan yang melambai dari kejauhan. Ketua rombongan mengucapkan terimakasih banyak kepada Pak Zakaria, saya pun ikut berucap terimakasih untuknya. Aaaahh, pake acara ketinggalan segala! -_-
Perjalanan hari itu pun dilanjutkan. Di dalam bis, orang-orang yang menunggu tersenyum melihat kedatangan kami. Ibu-ibu tua yang ramah pada saya berkata,”Ketinggalan ya tadi? Hehe ditungguin kok di sini.” Saya Cuma dijelaskan sebentar saja mengenai Jabal Tsur. Itu merupakan tempat bersembunyi Rasulullah pada saat akan melanjutkan hijrah ke Madinah bersama Abu Bakar. Lalu jalan-jalan kami dilanjutkan ke Jabal Rahmah. Di sana rameeeee sekali. Saya dan beberapa orang yang ingin turun, dianjurkan untuk jangan turun, karena parkir kami jauh dari Jabalnya, jalan pun lumayan menguras dan di puncak Jabal Rahmah juga padat orang. Ditakutkan terjadi yang tidak diinginkan, padahal kami sedang berpuasa. Akhirnya Cuma dari bis saja. Jabal Rahmah ini terdapat di Arafah, tempat bertemunya Nabi Adam dan Hawa setelah berpisah selama 100 tahun. Lalu kami melewati tenda-tenda Mina yang digunakan ketika musim haji. Tenda-tendanya buanyaaaaak sekaliii.
Dilanjutkan berjalan melewati Goa Hiro’. Goa Hiro merupakan tempat pertama kali Rasulullah menerima wahyu, Q.S. Al ‘Alaq :1-5. Lagi-lagi kami hanya melewati dan kami, kenapa? Karena jika ingin mendaki, lumayan menguras tenaga dan panas sekali hawanya.
Jalan-jalan hari itu pun disudahi. Tambah lagi pengalaman dan ilmu kami. Alhamdulillah .. kami pulang menuju hotel untuk beristirahat dan beribadah ke Masjidil Haram lagi. Rindu sekali suasananya.
14 AGUSTUS 2009, MEKKAH
Hari ini, kami masih diajak untuk mengunjungi tempat bersejarah. Kami bertolak dari hotel menuju ke rombongan penggembala onta dan onta-ontanya. Mereka memnggembala onta tersebut dengan tempat yang tidak menentu, jadi istilahnya no madden. Wah, seru sekali kehidupannya! Berpetualang membawa onta-ontanya. Di sana kami membeli susu onta yang konon susu onta ini menyehatkan. Kami tidak meminumnya, karena masih puasa. Tapi beberapa orang membelinya dalam bentuk botol yang sudah dikemas oleh penggembalanya.


saya bersama pembimbing (Ustadz Sunardi Sahuri) membeli susu onta
Dari situ, kami menuju Masjid Hudaibiyah. Masjid ini merupakan tempat Rasulullah melaksanakan perjanjian Hudaibiyah dengan kaum Quraisy. Masjid ini dijadikan salah satu tempat untuk miqat. Kami menyempatkan untuk sholat sunnah 2 rakaat di sini. Di luar panas sekali, tetapi setelah di dalam masjid jadi dingin dan nyaman. Jarak masjid ini dari Mekkah 24 kilometer, tapi dari batas Tanah Haram 2 kilometer.
Lalu, kami melanjutkan ke Museum Mekkah. Di dalamnya terdapat foto-foto, barang-barang sejarah perkembangan Masjidil Haram. 

 saya bersama ntah siapa, beliau mondar-mandir dari kantor museum

Jalan-jalan hari ini lebih singkat, lalu kami pulang ke hotel beristirahat. Malam harinya, saya, bapak dan mbak sepupu serta beberapa orang dari rombongan melaksanakan umroh lagi. Kami mengambil miqat kali ini di Masjid Tan’im. Dari hotel ke Masjid Tan’im, kami berjalan sebentar untuk mencari mobil yang bisa dicarter dan mengantarkan kami ke sana. Lumayan, kami mendapatkan mobilya dan berangkat menuju Masjid Tan’im. Umroh kami dimulai jam 11 malam dan selesai kira-kira jam setengah 4 pagi. Lebih ringan rasanya, seneng! Walaupun kami yang ikut umroh kedua itu telat sahur. Seneeeeeeng banget! Pengen lagi, lagi, lagiiiiiiii.
  
15 AGUSTUS 2009, MEKKAH
Hari ini adalah hari terakhir kami di Mekkah. Sedih. Hmmm .. saya belum sempat menceritakan tentang ketika saya berbelanja di toko sebelah hotel. Saya, bapak dan mbak sepupu punya tokog langganan. Kami nggak tau nama yang jaga toko itu, tapi kami memanggilnya, “Si Ndut”. Kalo kami dating ke tokonya, dia langsung garuk-garuk kepala sambil bilang,”waah kalian lagi”. Katanya, kami kalo nawar suka nggak mikir. Ngasal minta murah, jauh banget dari aslinya. Hahahaha namanya juga cari murah biar dapet banyak. Terus pernah kami ke toko kain, bagus banget kainnya. Pertama kali ke sana siang-siang, penjualnya galak sekali, kami nawar murah, dia galak. Terus pas malem-malem setelah buka di Masjidil Haram, kami samper lagi toko kain itu, kami beli 4. Eeeeh dia semangat sambil senyum-senyum. Di meja kasirnya ada kaya teko gitu, saya bilang,”minta ya mas eee”. Dia bilang, “ya mari-marim, silakan! Yang banyak, itu kopi Arab”. Dia yang ambilin, yang nuangin, panas sekali dan rasanya kaya wedang jahe tapi pahit. Zzzzz
Di Mekkah nyaman sekali. Tapi kalo disuruh memilih, saya lebih suka di Madinah. Semuanya enak deh! Nyaman. Mau ke sana lagiiiii.
Kami melaksanakan tawaf wada’ sebelum meninggalkan Mekkah. Nggak pengen pulang rasanya, karena saya memang kerasan di sana. Aaaahhh .. mauuuu ke sanaaaaa lagiiii!
Setelah selesai tawaf wada’, kami berkemas dan bersiap berangkat untuk pulang. Waktu nunggu orang-orang siap, saya, bapak dan mbak sepupu sudah nongkrong di lobby hotel. Ada si room boy yang waktu itu. Dia ngobrol pakai Bahasa Inggris. Dia kira aku anak berumur 14 tahun, padahal waktu itu saya berumur 19 tahun, hehehehe .. saya berucap,”InsyaAllah, I’ll go to this Mekkah again, and I’ll stay in this hotel again. Pray for it”. Dia ketawa-ketawa aja. Aduh rindu lagiiiiii .. 
Waktu mau pergi dari hotel, saya, bapak dan mbak sepupu *macam trio setia kawan* sengaja mengunjungi toko Si Ndut. Deket banget dari hotel kami menginap. Pas di tokonya, yang jaga bukan Si Ndut, siapa juga ngga tau. Sayang sekali, padahal kami mau berpamitan untuk pulang ke Indonesia.

16 AGUSTUS 2009, JEDDAH

Kami berangkat ke Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Perjalanan ke sana, kami sempatkan untuk berkunjung di Masjid Apung, Laut Merah. Di sana saya sholat dhuhur, segar sekali airnya, padahal di luar udara panas sekali. Lalu kami juga mampir di Toko Ali Murah. Di sana jual macam-macam barang oleh-oleh. Dan saya membeli kaos kaki unyu berwarna biru muda itu. Hihihi

Sampai di bandara, ternyata penerbangan delay. Belum lagi prosedur di bagian imigrasi yang cukup lama, pengecekan di ruangan bersama polwan cantiiik. Kami bisa berangkat sekitar jam 9 malam. Perjalanan lama sekaliiiii, seperti saya berangkat itu. Isinya Cuma tidur-tidur, bangun-bangun udah ada makanan di depan saya, hahahaha makan melulu!

17 AGUSTUS 2009, JAKARTA-JOGJA
Saya sampai di Jakarta pukul 7 pagi. Hmmm ..alhamdulillah sudah sampai di tanah air Indonesia Raya. Dan di sana juga kami delay, baru pulang jam 10 kalo ngga salah. Sembari menunggu, saya berjalan-jalan ke tempat penjual majalah. Ibu-ibu dari rombongan saya heboh, ternyata mereka melihat mas Anang dan tante Syahrini “Alhamdulillah yah” lewat. Dan mas Anang bilang,”Assalamu’alaikum ibu-ibu”, ibu-ibu juga semangat menjawab,”wa’alaikumsalam mas Anang” ngeeeek. Saya melihat dari jauh saja.
Terus saya akhirnya pulang ke Jogja, duduk di sebelah ibu-ibu sudah tua. Dia bilang,”mba namanya siapa? Mba ngingetin eyang sama cucu eyang di rumah. Orangnya manja, suaranya kecil tapi melengking juga, tapi mba mandiri ya? Eyang suka sama cewe mandiri, dan kuat.” Saya senang sekali mendengar pendapat beliau tentang saya. Saya akui, saya merindukan sosok nenek dan kakek. Saya terkadang iri melihat cucu yang masih memiliki nenek dan kakek, saya ingin bersama nenek dan kakek lebih lama hehe kok jadi mellow ya? Tapi saya percaya, nenek dan kakek saya sudah ditempatkan yang terbaik di sisiNya.
Sampai di Jogja, saya bersalaman dengan eyang sebelah saya. Saya bilang,”hati-hati ya eyang .. semoga masih bisa bertemu lagi. Doakan saya bisa segera lulus kuliah”.
Sekian perjalanan saya. Maaf yaa baru bisa disambung sekarang hehehe ..
Sudah dulu yaa ,, kapan-kapan disambung lagi.
Wassalamu'alaikum wr.wb.