Assalamu'alaikum.wr.wb. Haiiii semuaaa, apa kabarnyaaa?
Hmmm saya teringat posting-an saya mengenai 54 Hari Bersamanya. Itu terlihat asal sekali, karena saya tidak memiliki dokumentasi yg cukup. Sekarang saya ada beberapa gambar atau foto yg akan saya share. Yaah, setidaknya ada gambaran saya memiliki keluarga baruu di kurang lebih selama 54 hari itu, hehehe .. Check this out :)
ini teman-teman saya satu unit! Unit 68. Di tengah kami, bapak2 berbatik adalah Dosen Pembimbing Lapangan kami, namanya Mas Nyarwi :)
Kalo dilihat lagi, pose kami lucu sekaliii hihihi
Anak ini kelas 2 SD di SD Karang Tengah, Imogiri. Dia berani sekali maju ke depan bersama teman gendutnya untuk memimpin bernyanyi "Aku Gigi, Mulut Rumahku", lucuu sekaliii ..
ini anak2 kelas 2 SD Karang Tengah, Imogiri setelah diberi penyuluhan gigi. Terus foto bareng mbanya yaa? Dijaga yaa kesehatan giginyaa :)
ini setelah membantu SD Karang Tengah, Imogiri inventarisasi semua peralatan yang ada. Tapi sayang sekali, waktu foto ini saya sudah pergi ke puskesmas untuk mengurus mengenai penyuluhan.
ini malam hari, ketika itu kami lagi pengen banget keluar! Kami akhirnya pergi bersama untuk makan dimsum, hehe ada2 saja tujuannya yaa?
ini kami sedang berada di sebuah tempat makan, sebut saja "Phuket" *ups* hehehe kami berbuka bersama dan janjian dengan Mas Nyarwi di sini :)
kami sempat mengunjungi pohon pinus di Imogiri. Tempatnya adem dan sejuk sekali. Nyaman!
ini kami sedang berada di pintu masuk TVRI Jogja. Kami menghadiri acara Taman Gabusan, karena kebetulan Batik Giri Asri diundang sebagai narasumber dengan batik lain :)
kami berada di dalam studio TVRI dalam acara Taman Gabusan.
Selama KKN berlangsung, kami makan di tempat Ibu Dukuh. Makan sama2 seru sekaliii, hehe walaupun terkadang merasa *tiiiiiiiiiiiiiiiit* hehehe tau lah yaa kalian?
kami selesai mengadakan acara opening pameran batik dan press conference di Grand Palace Hotel
Aaaaahhh sudah, itu saja yaaa .. Banyak sekali foto2 nan lucu yg sebenernya pengen di share, tp too much ga baik lah yaa? Iya doong hhehe .. Sudah hampir 3 bulan ini, saya merindukan masa2 KKN dengan keluarga baru ini. Mereka ini hebat sekali! Moment2 yg ga akan pernah dilupa: malas2an bareng, main tepuk nyamuk bareng, main UNO bareng, main ABC 5 dasar kalo ga bisa dicoretin pake bedak bareng, main keluar bareng, makan jam1 pagi ke bakmi Pak Ronto bareng. Aaaaaaaaaaaaa kangen lagi kan ini :(
Friendship is held to be the severest test of character. It is easy, we think, to be loyal to a family and clan, whose blood is in your own veins. Charles Alexander Eastman
Sudah dulu yaa .. Semoga kami bisa berkumpul bersama lagi, lengkap kalo bisa mah! Saya yang sudah 2x ngumpul ga bisa datang, huhuhu sedih sekali! Kapan2 disambung lagi yaaa ..
Halloooo semuaaaaaaaaa! Aaaahh kembali lagi saya menulis di blog ini .. Kali ini, saya mau menceritakan sesuatu yang saya alami tadi siang. Mau tau kan? Mau dong! Harus dong! Kudu!!!! *pemaksaan* hehehe
Hmmm .. saya harus berkonsentrasi menceritakan hal ini. Ya, harus fokus! Jangan sampai ada yang terlewatkan, ok kan yaa? Yuk simak! Cuuuusss ..
Jadi, hari ini saya dan teman saya, bernama sebut saja Zia, hihihi *maaf yaa disamarkan* kami berencana untuk menilaikan pekerjaan praktikum ke dosen yang seharusnya praktikum hari kemarin sudah selesai *kliatan kan kalo belum selese*
Ok, kami buru-buru ke ruang praktek lantai 2 jam 10.00, tapi ternyata di ruang dosen kosong, ngek! Lalu saya dipanggil oleh salah seorang bapak penjaga di sana, beliau memiliki panggilan khusus kepada saya:
Si bapaknya: "tadi jam9 jaga di sini, trus barusan naik, ngajar di lantai 5"
Saya: "oooh, ya udah pak, saya ke sana aja. Makasih yaa pak .."
Akhirnya, saya dan Zia ke lantai 5. Hmmm kami buru-buru juga, karna sebenarnya saat itu sedang praktikum mata kuliah lainnya. Semoga di acc, begitu pengennya. Pas sampai di depan kantornya, saya melihat kursi beliau, beliau tidak ada, ngeeeeeeeeeeeeeeeek! Akhirnya saya dan Zia pasrah, mungkin bisa menilaikan hari Senin depan -______- huuuuff ya sudahlah! Saya dan Zia akhirnya memutuskan untuk kembali ke kegiatan awal, kembali ke lab sebelumnya, turun ke lantai 1 dan berjalan.
Saat saya dan Zia berjalan untuk berpindah gedung, Zia tiba-tiba berkata,"Itu ada bapak-ibu tua romantis ya?". Lalu saya melihat ke arah yang dimaksud Zia. Hmmm .. memang terlihat akur dan bersahabat beliau. Saya senang melihat orang tua yang dengan ikhlasnya membantu pasangannya, tulus. Saya dan Zia mempercepat langkah untuk ke gedung sebelah, tiba-tiba ada suara dari belakang bertanya pada kami:
Bapak2: "Mbak, mbak .. Di sini sedia kursi roda ngga ya? Itu ada yang mau periksa tapi susah jalan"
Saya: "waduh, kurang tau jg Pak" sambil menoleh ke Zia "tau ngga?"
Zia: "iya pak, kurang tau" sambil menoleh ke saya "aku ngga tau, gimana?"
Saya: ngomong ke Zia "apa kita tanyain aja ya?"
Zia: ngomong ke saya "tanyain ke siapa? ya manut"
Saya: ngomong ke bapak2 "sebentar yaa pak, saya tanyakan dulu"
Akhirnya saya dan Zia beranjak, bertanya ke sana, eh malah lagi rempong. Trus beranjak ke sini, saya bertanya,"Mbak, itu ada bapak2 tanya, mau pinjem kursi roda soalnya yang mau periksa ngga bisa jalan". Si mbak2 bilang,"coba tanya di sana, biasanya ada". Lalu saya dan Zia kembali ke sana, ke tempat awal. Gantian Zia yang bertanya,"Mbak, mau pinjem kursi roda, ada bapak2 nanya, mau buat yang periksa ngga bisa jalan". Si mbak2 lain di sana,"masuk ke dalem aja, tanya di dalem, pinjem di dalem". Akhirnya kami masuk, muter2 juga, bingung. Trus bertanya ke mbak2 yang mondar-mandir dan pake jas putih tak bernama,"Mbak, mau pinjem kursi roda dimana ya?". Si mbak2 berjas putih tak bernama akhirnya berkata apa yang kami tunggu sedari tadi,"ini di sini, ambil aja. tapi nanti kalo udah langsung dikembalikan ya?"
Lalu saya berkata pada Zia,"kamu ambil kursi roda, aku keluar bilang ke bapaknya ya?". Tanpa dikomando lagi, Zia masuk, saya keluar. Bak prajurit yang bergerak dengan cepat! zzzzz
Saya keluar, bapak tadi melihat saya dan berdiri, saya berkata,"Pak, kursi rodanya ada. Sebentar teman saya sedang mengambilkan ke sini. Ditunggu ya pak ..". Bapaknya,"iya Mbak, terimakasih yaa .."
Zia keluar membawakan kursi rodanya. Bapaknya membantu si ibu untuk duduk di kursi roda itu. Ibunya tampak lemas, tak bertenaga. Bapak itu kurang lebih berusia 65-70 tahun, si ibu berkerudung berusia lebih muda sedikit dari si bapak sepertinya. Lalu bapak itu bercerita,"orang ini sakit banyak Mbak". Maksud beliau adalah si ibu itu. Saya bertanya,"sakit apa pak? yang mau periksa ibu?". Bapak bercerita lagi,"Sakitnya banyak mbak. Sudah operasi berkali-kali. Sakit mata, operasi kandungan, stroke dan sakit gigi. Biayanya sudah habis 2 mobil terjual. Saya juga habis operasi otak. Dari 5 orang yang operasi, saya yang bisa hidup, biayanya sampe 35 juta". Saya turut perihatin melihat beliau bercerita. Zia bertanya,"giginya sakit kenapa Pak?". Bapaknya berkata,"giginya tu udah ...." terputus pembicaraan, karena bapak tadi dipanggil oleh Mbak2 di sana yang tadi kita tanyakan tentang kursi roda itu. Saya dan Zia berdiri di dekat ibu itu. Menunggu bapak2 tadi. Lalu bapak tadi berkata kepada ibu,"Ma, doktere ora ono. Sesuk rene meneh yo". Ibunya diam, tak bergeming. Saya juga bingung beliau berkata atau tidak. Lalu bapak tadi berkata lagi,"doktere ora ono, sesuk rene meneh. Sesuk gigine dicabut, dadi rene meneh yo?". Ibu itu sedikit mengangguk. Bapaknya kembali ke mbak2 awal tadi.
Saya dan Zia bingung hendak pergi atau menunggu. Akhirnya kami memutuskan untuk menunggu beliau, karena kursi roda itu tadi yang meminjam kami, jadi kami sebaiknya mengembalikan lagi. Setelah bapaknya selesai ngomong ke mbaknya tadi, Zia bertanya,"Bapak setelah ini pulang?". Bapaknya menjawab,"Iya ini mau pulang". Zia bertanya lagi,"Ini kursi rodanya gimana ya pak?" bingung mau berkata seperti apa? Tapi bapaknya paham maksud kami. Bapaknya berkata,"Saya pulang lewat sini mbak, naik becak. Saya anter ibu ini dulu ya, baru nanti saya kembalikan ke sini". Saya dan Zia bingung lagi untuk menunggu atau ikut. Akhirnya kami mengikuti beliau. Kami bingung, jangan2 bapak ini ngga tau dimana jalan keluar, trus becaknya dimana? Zia berkata,"itu becaknya, ternyata ditungguin, tadi naik becak juga". Melihat agak jauh, ibu itu dinaikkan ke becak, saya dan Zia mendekat. Saya mengambil tas yang digantung di kursi roda itu, milik bapak dan ibu itu,"Monggo, Pak!" Bapaknya,"trimakasih banyak yaa mbak. Mbaknya baru masuk sini?". Saya bingung menjelaskannya,"Nggak, Pak. Saya sebentar lagi juga praktek ke pasien". Bapaknya berkata ke ibu,"Mbak2 iki mahasiswa terbaik ning kene". Saya dan Zia tertawa bersama, terharu. Bapaknya berkata kepada kami,"Kalau semua orang di sini seperti Mbak2 ini, pasti bagus". Saya dan Zia tersenyum. Zia bertanya ke bapak,"Bapak rumahnya dimana?" Bapaknya bilang,"Mbak2 kapan2 boleh mampir warung saya. Nanti di sana ngga ketemu ibu ini, tapi anaknya". Saya berkata,"lho?" Zia tertawa, ibu itu juga ikut tertawa. Pak becak juga memberi tahu denah rumahnya yang dimaksud. Ibu2 itu berbicara kepada saya tentang denah rumahnya yang dekat optik, namun berbicara sudah kurang jelas. Lalu, bapak itu bercerita lagi,"Ibu ini dulu waktu sehat, dipegang gini aja udah marah. Katanya,'ojo ndemok2 to, aku risih'. Tapi karena sekarang lagi sakit, ya ngga bisa lagi begitu". Bapaknya berkata sambil mempraktekkan tangannya memegang di lutut dan bahu si ibu. Eh, si ibu ketawa. Bapaknya cerita lagi,"ini mending Mbak, ada kemajuan bisa ketawa. Kemarin2 dia nangis terus". Lalu saya bilang,"cepat sembuh yaa bu .." Zia menambahkan,"semangat ya bu! cepat sembuh". Bapaknya bilang,"terimakasih yaa Mbak". Saya dan Zia pamit masuk dan mengembalikan kursi roda itu.
Waaah .. Ntah kenapa, saya ikut senang melihat ibu2 itu tertawa. Saya senang bisa membantu beliau walaupun ngga jadi periksa, dan kursi roda dikembalikan lagi. Saya terharu melihat si bapak yang dengan setia mengantarkan ibu itu periksa. Saya tidak tau bapak itu suami, adik, saudara, atau tetangga si ibu. Yang saya tau, si bapak tulus melakukan kepada ibu itu. Orang tua, saya sangat menghargai beliau. Siapapun beliau. Saya ingin melihat orang tua yang ada dapat menikmati masa tuanya dan sisa hidupnya dengan senang dan bahagia. Semoga ibu tadi segera sehat dan bapak bisa terus menemani ibu tadi. Saya berharap bisa bertemu mereka lagi. Sayang sekali saya tidak sempat menanyakan namanya. Zia sempat terharu dan menitikkan air mata melihat beliau. Dan terlihat, cintanya tidak pernah berakhir :')
If you want a happy ending, that depends, of course, on where you stop your story. -Orson Welles
Love is life's end, but never ending. Love is life's wealth, never spent, but ever spending. Love's life's reward, rewarded in rewarding.Spencer,Herbert
Semoga kita bisa menjaga cinta kita sampai tua nanti, bahkan sampai meninggal.
Tulus dan ikhlas, karena Allah.
This may never start
We could fall apart
And I'd be your memory
Lost your sense of fear
Feelings insincere
Can I be your memory?
So get back, back, back to where we lasted
Just like I imagined
I could never feel this way
So get back, back, back to the disaster
My heart's beating faster
Holding on to feel the same
This may never start
I'll tear us apart
Can I be your enemy
Losing half a year
Waiting for you here
I'd be your anything
So get back, back, back to where we lasted
Just like I imagine
I could never feel this way
So get back, back, back to the disaster
My heart's beating faster
Holding on to feel the same
This may never start
Tearin' out my heart
I'd be your memory
Lost your sense of fear
Feelings disappear
Can I be your memory?
So get back, back, back to where we lasted
Just like I imagine
I could never feel this way
So get back, back, back to the disaster
My heart's beating faster
Holding on to feel the same
This may never start
We could fall apart
And I'd be your memory
Lost your sense of fear
Feelings insincere
Can I be your memory?
Assalamu’alaikum wr.wb. Hallo lagiii .. Saya mau nyambung cerita yang sempat terputus di kala itu, zzz kaya apa aja? -_-
Okeee, Alhamdulillah yah *ala Tante Syahrini* dilanjutkan lagi .. langsung aja lah yaa? Check this out, baby!
12 AGUSTUS 2009, MADINAH-MEKKAH
Perjalanan untuk umroh pun dimulai. Kami serombongan sudah memakai pakaian ihram dari Hotel Dallah Thayibah menuju miqat di Abiyar Ali atau Masjid Zil Hulaifah. Perjalanan dari hotel ke Masjid itu sejauh 12 kilometer, kira-kira 30 menit.
Sesampainya di Masjid Zil Hulaifah, kami mengambil air wudhu untuk sholat sunnah 2 rakaat. Setelah selesai, kami kembali naik bis dan dimulailah ihlal umroh. “Bismillahirrahmaanirrahim. Allahumma labbaika ‘umratan”. Dan dilanjutkan talbiyah,”Labbaikkallaahumma labbaiik, labbaikallaa syarii kalakalabbaaik. Innalhamda wanni’mata lakawalmulk laa syarii kalak”. Bacaan talbiyah diulang terus sampai di Makkah. Namun, di perjalanan kami mendengarkan tausiyah dari Ustadz Sunardi Sahuri tentang berbakti kepada orangtua, bagaimana keluarga berkumpul kembali di surga, amalan-amalan yang baik yang bisa dilakukan, dan masih banyak lagi. Perjalanan kami dari Masjid Zil Hulaifah ke Mekkah lebih kurang 6 jam. Di dalam perjalanan, kami diperbolehkan untuk beristirahat, karena waktu 6 jam itu pun memang tidak sebentar. Sepanjang perjalanan, kanan-kiri kami adalah padang pasir dan bukit bebatuan yang MasyaAllah, panas sekali!. Menjelang batas Tanah Haram, kami bertalbiyah lagi, dan kami melewati Masjid Tan’im sebelah Utara Mekkah kurang lebih 7 kilometer, tempat miqot ‘Aisyah istri Rasulullah SAW, karena waktu itu Aisyah sedang men. Batas tanah Haram di Tan’im ditandai dengan monument pensil di kiri_kanan jalan, karena memang seperti pensil yang runcing. Sepanjang jalan sejak mendekati Tan’im sampai Mekah, di kiri-kanan jalan tumbuh tanaman yang hijau membuat keindahan jalan yang tidak terasa bahwa kita di tanah Arab yang penuh batu dan pasir. Pohon yang hijau rindang ini konon atas inisiatif Presiden Sukarno (lagi, sepeetinya sudah diceritakan yaa?) yang memperoleh ide untuk menyejukkan dengan sejenis tanaman yang memang cocok di tanah Mekah.
Tiba di Mekkah, kami segera menuju Hotel Mawaddah, yang berada dekat dengan terminal Bis Saptco, di pinggir jalan Ibrahim Khalil yang menuju Mizfalah dan Bahutmah, di Selatan sono noh *kaya tau banget gueeh*. Setelah menurunkan barang-barang dan beristirahat sejenak, kami bersiap mengambil air wudhu dan berangkat untuk melaksanakan umroh qudum. Saat itu bertepatan dengan waktu Ashar, sehingga kami melaksanakan shalat jama’ah di halaman Masjidil Haram. Sholat Ashar selesai, kami memasuki Masjidil Haram melalui pintu King Fahd. Begitu memasuki Masjidil Haram, dengan kaki kanan melangkah kami mengucap,”Bismillahi wassholatu wassalamu’alaa rosulillah. Allahummaftahli abwabaroh matik”, sejenak kemudian kami melangkah maju lagi, agak menurun, maju lagi, dan terlihat bangunan Ka’bah yang merupakan pusat ibadahnya kaum muslimin yang di kelilingi oleh beribu-ribu jama’ah muslim .. “Allahumma antassalam wa minkassalam fahayyina rabbana bissalam”. Saya termangu sejenak dan tidak terasa air mata menetes melihat suasana di sana.
Ka'bah di dalam Masjidil Haram dilihat dari lantai 2
ini jam Mekkah, yang kabarnya akan menggantikan Greenwich *subhanallah
Lalu kami menuju ke rukun hajar aswad, mengikuti pembimbing. Kemudian kami memulai dengan putaran pertama, sampai melintasi pintu Ka’bah, maqam Ibrahim, Hijir Ismail, Rukun Yamani, begitu seterusnya berputar sampai 7x.
Sesudah selesai 7x, kami melakukan sholat sunnah di belakang Maqom Ibrahim 2 rakaat dan doa mengikuti pembimbing sesudah berdoa sendiri-sendiri. Dilanjutkan untuk sya’i dengan mengawali menuju Bukit Shawa dengan berdoa:
“Innash shafa wal marwata min sya’aa irillah waman hajjal baita awi’tamara falaa junaaha ‘alaihi anyaththowafa bihima waman tathowwa’a khairan fainnallah syakirun ‘alim… abdau bima bada allahu bihi.”
Sampai di Shafa kami berdoa mengikuti pembimbing dengan menengadahkan tangan menghadap kiblat, sesudah itu kami berjalan menuju Marwa. Diantara 2 pilar dengan lampu hijau kami berdoa lagi: “rabbighfir warham innaka anta al’azul akram”, terus dan terus ke Marwa. Shafa-Marwa dihitung satu kali dan kembali ke Shafa lagi 1. Pada putaran ke dua berkumandang Azan Maghrib, kami semua istirahat dan berbuka puasa dengan minum air zam-zam. Saat itu saya sudah batal, perlu berwudlu untuk shalat Maghrib. Saya dipandu dengan bapak untuk ambil air wudlu di tempat orang minum air zam zam. Betapa susahnya menembus banyak orang yang sama-sama akan sholat, dengan perjuangan yang sangat berat saya berhasil wudlu din kran air zam zam dan shalat Maghrib dengan tempat seadanya. Sesudah itu kami kembali ke arena Syai, dan sudah ketinggalan rombongan, sehingga saya bersama bapak mengikuti dan Alhamdulillah bisa mengejar ketinggalan sehingga Syai saya lengkap menjadi 7 ( 4 Shafa-Marwa, 3 Marwa-Shafa), yang berakhir di Marwa dengan doa dan tahalul.
Perjalanan umroh ini selesai kira-kira jam 9 malam. Cukup capek dari jam 3 sore kami memulai kegiatan umroh ini. Saya masih takjub dengan Ka’bah di sana, subhanallah!
Malamnya kami istirahat di hotel untuk melanjutkan kegiatan esok hari.
13 AGUSTUS 2009, MEKKAH
Pagi harinya, masih puasa dan seringnya kami untuk beribadah di Masjidil Haram yang megah itu. Allahuakbar! Saya ingin ke sana lagiiiiii.
Hmmm .. hari ini, rencana kami akan diajak untuk jalan-jalan di tempat bersejarah di Mekkah. Waktu itu, kami disuruh berkumpul jam 7, saya dan bapak, mbak sepupu nggak ikut jalan-jala ini dan memilih untuk berada di Masjidil Haram untuk beribadah. Sebelum jam 7 sudah stand by di lobby hotel., tetapi masih kosong. Ada sesuatu yang tertinggal, maka saya dan bapak kemabli ke kamar lagi. Selang 5 menit aja, saya dan bapak turun ke lobby hotel lagi, dikasih tau room boy yang sudah kenal dengan saya, katanya rombongan udah pergi, ngeeeek ngoooook. Akhirnya, bapak nelpon pembimbing kami, kalo kami akan menyusul menggunakan taxi. Pede banget ye kami, mau nyusul pake taxi??? Bahasa aja kagak bise. Terus kami meminta tolong room boy tadi, saya lupa namanya, yang masih saya ingat dia orang Bangladesh dan nggak bisa bahasa Indonesia, hehehe .. kami meminta tolong room boy itu untuk mencarikan taxi dengan tujuan ke Jabal Tsur. Setelah dapat taxi, kami naik dan bergerak menuju Jabal Tsur. Saya masih ingat nama sopir taxi itu, namanya Zakaria, dia juga orang Bangladesh. Kami berdua bersusah payah ngobrol dengan Bahasa Inggris karena memang Bahasa Inggris kami pas-pasan. Pak Zakaria menjawab kami, lalu mereka bertanya asal kami. Eeeh ternyata beliau bisa berbahasa Indonesia. Katanya,”yaa saya bisa Bahasa Indonesia, saya dulu bekerja di Malaysia.” Hahahaahah ngeeek! Paling tadi Pak Zakaria ketawa dalam hati pas kami berbicara Bahasa Inggris. Saat perjalanan, ketua rombongan menelpon bapak, menanyakan kami sudah dimana? Lalu telpon disambungkan ke Pak Zakaria dan ketua rombongan berbicara untuk kendaraan bisa ngebut dan segera sampai. Di Jabal Tsur, kami sudah ditunggu bis rombongan dan ketua rombongan yang melambai dari kejauhan. Ketua rombongan mengucapkan terimakasih banyak kepada Pak Zakaria, saya pun ikut berucap terimakasih untuknya. Aaaahh, pake acara ketinggalan segala! -_-
Perjalanan hari itu pun dilanjutkan. Di dalam bis, orang-orang yang menunggu tersenyum melihat kedatangan kami. Ibu-ibu tua yang ramah pada saya berkata,”Ketinggalan ya tadi? Hehe ditungguin kok di sini.” Saya Cuma dijelaskan sebentar saja mengenai Jabal Tsur. Itu merupakan tempat bersembunyi Rasulullah pada saat akan melanjutkan hijrah ke Madinah bersama Abu Bakar. Lalu jalan-jalan kami dilanjutkan ke Jabal Rahmah. Di sana rameeeee sekali. Saya dan beberapa orang yang ingin turun, dianjurkan untuk jangan turun, karena parkir kami jauh dari Jabalnya, jalan pun lumayan menguras dan di puncak Jabal Rahmah juga padat orang. Ditakutkan terjadi yang tidak diinginkan, padahal kami sedang berpuasa. Akhirnya Cuma dari bis saja. Jabal Rahmah ini terdapat di Arafah, tempat bertemunya Nabi Adam dan Hawa setelah berpisah selama 100 tahun. Lalu kami melewati tenda-tenda Mina yang digunakan ketika musim haji. Tenda-tendanya buanyaaaaak sekaliii.
Dilanjutkan berjalan melewati Goa Hiro’. Goa Hiro merupakan tempat pertama kali Rasulullah menerima wahyu, Q.S. Al ‘Alaq :1-5. Lagi-lagi kami hanya melewati dan kami, kenapa? Karena jika ingin mendaki, lumayan menguras tenaga dan panas sekali hawanya.
Jalan-jalan hari itu pun disudahi. Tambah lagi pengalaman dan ilmu kami. Alhamdulillah .. kami pulang menuju hotel untuk beristirahat dan beribadah ke Masjidil Haram lagi. Rindu sekali suasananya.
14 AGUSTUS 2009, MEKKAH
Hari ini, kami masih diajak untuk mengunjungi tempat bersejarah. Kami bertolak dari hotel menuju ke rombongan penggembala onta dan onta-ontanya. Mereka memnggembala onta tersebut dengan tempat yang tidak menentu, jadi istilahnya no madden. Wah, seru sekali kehidupannya! Berpetualang membawa onta-ontanya. Di sana kami membeli susu onta yang konon susu onta ini menyehatkan. Kami tidak meminumnya, karena masih puasa. Tapi beberapa orang membelinya dalam bentuk botol yang sudah dikemas oleh penggembalanya.
saya bersama pembimbing (Ustadz Sunardi Sahuri) membeli susu onta
Dari situ, kami menuju Masjid Hudaibiyah. Masjid ini merupakan tempat Rasulullah melaksanakan perjanjian Hudaibiyah dengan kaum Quraisy. Masjid ini dijadikan salah satu tempat untuk miqat. Kami menyempatkan untuk sholat sunnah 2 rakaat di sini. Di luar panas sekali, tetapi setelah di dalam masjid jadi dingin dan nyaman. Jarak masjid ini dari Mekkah 24 kilometer, tapi dari batas Tanah Haram 2 kilometer.
Lalu, kami melanjutkan ke Museum Mekkah. Di dalamnya terdapat foto-foto, barang-barang sejarah perkembangan Masjidil Haram.
saya bersama ntah siapa, beliau mondar-mandir dari kantor museum
Jalan-jalan hari ini lebih singkat, lalu kami pulang ke hotel beristirahat. Malam harinya, saya, bapak dan mbak sepupu serta beberapa orang dari rombongan melaksanakan umroh lagi. Kami mengambil miqat kali ini di Masjid Tan’im. Dari hotel ke Masjid Tan’im, kami berjalan sebentar untuk mencari mobil yang bisa dicarter dan mengantarkan kami ke sana. Lumayan, kami mendapatkan mobilya dan berangkat menuju Masjid Tan’im. Umroh kami dimulai jam 11 malam dan selesai kira-kira jam setengah 4 pagi. Lebih ringan rasanya, seneng! Walaupun kami yang ikut umroh kedua itu telat sahur. Seneeeeeeng banget! Pengen lagi, lagi, lagiiiiiiii.
15 AGUSTUS 2009, MEKKAH
Hari ini adalah hari terakhir kami di Mekkah. Sedih. Hmmm .. saya belum sempat menceritakan tentang ketika saya berbelanja di toko sebelah hotel. Saya, bapak dan mbak sepupu punya tokog langganan. Kami nggak tau nama yang jaga toko itu, tapi kami memanggilnya, “Si Ndut”. Kalo kami dating ke tokonya, dia langsung garuk-garuk kepala sambil bilang,”waah kalian lagi”. Katanya, kami kalo nawar suka nggak mikir. Ngasal minta murah, jauh banget dari aslinya. Hahahaha namanya juga cari murah biar dapet banyak. Terus pernah kami ke toko kain, bagus banget kainnya. Pertama kali ke sana siang-siang, penjualnya galak sekali, kami nawar murah, dia galak. Terus pas malem-malem setelah buka di Masjidil Haram, kami samper lagi toko kain itu, kami beli 4. Eeeeh dia semangat sambil senyum-senyum. Di meja kasirnya ada kaya teko gitu, saya bilang,”minta ya mas eee”. Dia bilang, “ya mari-marim, silakan! Yang banyak, itu kopi Arab”. Dia yang ambilin, yang nuangin, panas sekali dan rasanya kaya wedang jahe tapi pahit. Zzzzz
Di Mekkah nyaman sekali. Tapi kalo disuruh memilih, saya lebih suka di Madinah. Semuanya enak deh! Nyaman. Mau ke sana lagiiiii.
Kami melaksanakan tawaf wada’ sebelum meninggalkan Mekkah. Nggak pengen pulang rasanya, karena saya memang kerasan di sana. Aaaahhh .. mauuuu ke sanaaaaa lagiiii!
Setelah selesai tawaf wada’, kami berkemas dan bersiap berangkat untuk pulang. Waktu nunggu orang-orang siap, saya, bapak dan mbak sepupu sudah nongkrong di lobby hotel. Ada si room boy yang waktu itu. Dia ngobrol pakai Bahasa Inggris. Dia kira aku anak berumur 14 tahun, padahal waktu itu saya berumur 19 tahun, hehehehe .. saya berucap,”InsyaAllah, I’ll go to this Mekkah again, and I’ll stay in this hotel again. Pray for it”. Dia ketawa-ketawa aja. Aduh rindu lagiiiiii ..
Waktu mau pergi dari hotel, saya, bapak dan mbak sepupu *macam trio setia kawan* sengaja mengunjungi toko Si Ndut. Deket banget dari hotel kami menginap. Pas di tokonya, yang jaga bukan Si Ndut, siapa juga ngga tau. Sayang sekali, padahal kami mau berpamitan untuk pulang ke Indonesia.
16 AGUSTUS 2009, JEDDAH
Kami berangkat ke Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Perjalanan ke sana, kami sempatkan untuk berkunjung di Masjid Apung, Laut Merah. Di sana saya sholat dhuhur, segar sekali airnya, padahal di luar udara panas sekali. Lalu kami juga mampir di Toko Ali Murah. Di sana jual macam-macam barang oleh-oleh. Dan saya membeli kaos kaki unyu berwarna biru muda itu. Hihihi
Sampai di bandara, ternyata penerbangan delay. Belum lagi prosedur di bagian imigrasi yang cukup lama, pengecekan di ruangan bersama polwan cantiiik. Kami bisa berangkat sekitar jam 9 malam. Perjalanan lama sekaliiiii, seperti saya berangkat itu. Isinya Cuma tidur-tidur, bangun-bangun udah ada makanan di depan saya, hahahaha makan melulu!
17 AGUSTUS 2009, JAKARTA-JOGJA
Saya sampai di Jakarta pukul 7 pagi. Hmmm ..alhamdulillah sudah sampai di tanah air Indonesia Raya. Dan di sana juga kami delay, baru pulang jam 10 kalo ngga salah. Sembari menunggu, saya berjalan-jalan ke tempat penjual majalah. Ibu-ibu dari rombongan saya heboh, ternyata mereka melihat mas Anang dan tante Syahrini “Alhamdulillah yah” lewat. Dan mas Anang bilang,”Assalamu’alaikum ibu-ibu”, ibu-ibu juga semangat menjawab,”wa’alaikumsalam mas Anang” ngeeeek. Saya melihat dari jauh saja.
Terus saya akhirnya pulang ke Jogja, duduk di sebelah ibu-ibu sudah tua. Dia bilang,”mba namanya siapa? Mba ngingetin eyang sama cucu eyang di rumah. Orangnya manja, suaranya kecil tapi melengking juga, tapi mba mandiri ya? Eyang suka sama cewe mandiri, dan kuat.” Saya senang sekali mendengar pendapat beliau tentang saya. Saya akui, saya merindukan sosok nenek dan kakek. Saya terkadang iri melihat cucu yang masih memiliki nenek dan kakek, saya ingin bersama nenek dan kakek lebih lama hehe kok jadi mellow ya? Tapi saya percaya, nenek dan kakek saya sudah ditempatkan yang terbaik di sisiNya.
Sampai di Jogja, saya bersalaman dengan eyang sebelah saya. Saya bilang,”hati-hati ya eyang .. semoga masih bisa bertemu lagi. Doakan saya bisa segera lulus kuliah”.
Sekian perjalanan saya. Maaf yaa baru bisa disambung sekarang hehehe .. Sudah dulu yaa ,, kapan-kapan disambung lagi. Wassalamu'alaikum wr.wb.
Assalamu’alaikum.w.w. Halloooo lagi dan lagiiii .. Hahahaha lagi semangat-semangatnya ngetik. Tiap 2 hari sekali posting gitu saya yaa? Tapi tiap mau posting bingung-bingung dulu mau cerita tentang apa? Ya karena itu tadi, saya minim materi *ngeeeek*
Lalu saya diberi petunjuk materi yang akan ditulis, teman saya Dyka namanya. Dia bilang,”Nulis tentang kamu umroh aja.” Okay, saya menyetujuinya. Walopun cerita umroh saya sudah benar-benar lalu. Satu tahun yang lalu. Semoga saya bisa bercerita dengan baik dan lancar yaa , amiiin *kaya mau ngapain aja aku nih?* Yaaa se-enggak-nya bisa bercerita full tanpa ada yang miss. Tapi Luki juga manusia lah yaa, jadi banyak kurangnya. Mohon dimaafkan, hehe ..
Jadi, waktu itu saya ditawari berulang kali sama mbak sepupu saya. Saya diajak untuk berangkat umroh. Setiap kali saya diajak, saya hanya menjawab,”Ayooo mbaak!” dengan semangatnya. Sampai akhirnya, beliau menanyakannya lagi,”Ayo dek, kita berangkat! Sama bapak juga.” Dan bapak setuju juga. Hmmm .. Diaturlah semua waktu dan persiapan yang harus ada dan dipunyai. Saya setengah percaya dan nggak percaya. Saya akan pergi umroh. Saya akan pergi ke Tanah Haram. Sebelumnya, kami berencana untuk berangkat bersama ibu dan mas saya. Tapi, acara ibu dan mas saya tidak bisa dipending. Jadi, kami pergi hanya bertiga; saya, bapak dan mbak sepupu. Padahal, jadwal saya umroh itu waktu sedang sibuk-sibuknya KRS-an kampus. Yaaah, KRS-an kampus saya kudu menghadap ke Dosen Pembimbing Akademik, dan kebetulan sekali saya mendapatkan Dosen Pembimbing Akademik yang disiplin. Kami tidak diperbolehkan untuk menitipkan tanda tangan KRS kepada teman. Tapi, karena sudah dipersiapkan dengan matang *kalo ini benar-benar matang*, saya sudah meminta izin kepada Dosen Pembimbing Akademik saya untuk menitipkan tanda tangan KRS kepada teman saya, dan? Diperbolehkan dooong :D
9 AGUSTUS 2010, INDONESIA-JEDDAH-MADINAH
Okay, langsung aja yaaa! Perjalanan berangkat saya tanggal 9 Agustus 2010. Pada tanggal itu, saya berangkat dari Jogja kira-kira pukul 8 pagi dan sampai di Jakarta pukul 9 pagi. Setelah itu, saya mengurus di imigrasi, kira-kira sekitar 1,5 jam. Saya berangkat dengan beberapa ibu dan bapak yang menjadi 1 rombongan bimbingan Haji dan Umroh “Hasuna Tour” khusus di bulan Ramadhan. Bisa dibilang, saya peserta paling muda di rombongan itu. Pesertanya sekitar 45 orang. Hmmm.. jadi ngerasa mudaaaa banget, karena pesertanya kebanyakan berumur 45 tahun ke atas, hehe .. Setelah imigrasi selesai, saya dan rombongan menunggu keberangkatan ke Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Dan akhirnya kami diberangkatkan pada pukul 12.00 WIB. Perjalanan yang ditempuh pada jalan udara tersebut berlangsung selama kira-kira sekitar 9-10 jam. Waaah, sampe pegel juga badannya! Saya sempet tidur-tidur terus di pesawat, bingung mau ngapain lagi?
Duduk sama bapak di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, setelah sholat Maghrib
Saya dan rombongan sampai di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, pada pukul 17.00 (waktu bagian Arab), berarti kalau di Indonesia pukul 21.00 WIB. Setelah turun dari pesawat, kami harus ke bagian imigrasi lagi. Cukup panjang antrian karena rombongan umroh banyak sekaliiii. Tapi Alhamdulillah, kami selesai dari imigrasi pas waktu maghrib (jam 18.30 waktu bagian Arab). Kami menyempatkan diri untuk sholat maghrib berjama’ah di bandara dengan orang-orang yang ada di bandara tersebut. Setelah selesai semua urusan di bandara, kami bertolak menuju ke Madinah dengan menggunakan bus Al Ahmadi. Bus dengan fasilitas yang cukup nyaman itu berjalan ke Madinah selama kurang lebih 6 jam dari bandara.
Di perjalanan menuju Madinah, kami diharuskan untuk menyerahkan passport sebagai tanda “wajib lapor” bagi para tamu yang datang. Sebelum sampai di Madinah, waktu Isya’, kami melewati masjid untuk sholat. Saya lupa namanya. Tapi, di sana tidak begitu ramai. Masjidnya juga tidak terlalu besar, tapi saya menyukainya, kenapa? Karena saya nggak nyangka karena saya sekarang sudah berada di Negeri Arab. Hawanya panas, walopun itu malam hari. Udara yang berhembus pun juga panas, sehingga bagi kami yang terbiasa dengan hawa dingin, jadi cepat ngerasa “gerah”.
Sampai di Madinah, saya dan rombongan menginap di Dallah Thayibah Hotel. Hotel ini berjarak sekitar 50 meter ke halaman Masjid Nabawi. Hmmmm .. tidak begitu jauh kan untuk ke Masjid yang indah itu? Hehehe senangnyaaa! Subhanallah .. tetep masih belum ngira kalo saya bisa sampai sini. Akhirnya, saya pun benar-benar takjub saat saya dan mbak sepupu datang langsung masuk menuju Masjid Nabawi. Megah, indah dan nyaman.
Saya di depan tulisan Dallah Thayibah di dalam hotel
10 AGUSTUS 2010, MADINAH
Hari itu, saya beserta rombongan pergi mengunjungi tempat-tempat bersejarah. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Masjid Quba. Masjid ini merupakan masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah pada waktu beliau hijrah. Masjid ini berjarak 2,5 km dari Masjid Nabawi. Di dalamnya, saya menyempatkan untuk melaksanakan sholat Dhuha. Waaah, di sini tertib juga. Alas kaki ditempatkan dalam rak-rak yang ada, ada penjaganya, perempuan-perempuan pakai jubah hitam, berjilbab hitam dan bercadar hitam. Dan jama’ah yang ada, banyaaak sekali. Tapi Alhamdulillah masih ada space untuk saya dan mbak sepupu sholat. Sebenarnya, sholat apapun boleh dilakukan, tapi dengan jumlah 2 rakaat. Seperti sholat takhiyatul masjid, sholat Dhuha, sholat Hajat. “Siapa yang sholat di Masjid Quba, pahalanya seperti melakukan umroh.”
Setelah dari situ, kami menuju Masjid Qiblatain. Masjid ini merupakan tempat dimana Rasulullah pernah mendirikan satu sholat dalam 2 kiblat, dari menghadap ke Masjidil Aqsa ke Masjidil Kharam. Masjid ini berjarak 3,5 km dari Masjid Nabawi. Di sini, kami melaksanakan sholat 2 rakaat.
Setelah itu, kami belanja di Kebun Kurma, yang juga terdapat toko di depannya. Di sana menjual kurma, coklat, buah tin, dll. Di sana, terlihat banyak ibu-ibu yang puas berbelanja untuk oleh-oleh. Tambah lagi deh bawaannya, hehehe ..
Setelah puas berbelanja, kami bertolak ke Jabal Uhud. Jabal Uhud merupakan tempat dimana para syuhada dimakamkan pada perang Uhud, termasuk paman Rasulullah, Hamzah. Uhud itu sebuah gunung berwarna kemerah-merahan yang membentang dari Timur ke Barat. Di sini, saya dan rombongan mendoakan syuhada di depan makam. Jabal Uhud berjarak kurang lebih 4 km dari Masjid Nabawi.
Bacaan salam kepada ahli kubur di Jabal Uhud
Lalu, perjalanan berlanjut ke Jabal Magnet. Di sini, kami hanya berada di dalam bus. Pada jalan turun, persneling mobil pada angka 0, dan driver tidak menginjak gas, bus berjalan mundur sendiri, karena adanya kekuatan magnet. Kecepatan berjalannya bus ini pun meningkat dari 20 km/jam sampai 120 km/jam. Sebenarnya, kecepatan itu masih bisa naik, tapi untuk menjaga keselamatan, kami hanya sampai 120 km/jam saja dan setelah itu dikendalikan oleh driver kembali. Yaaa karena satu rombongan, jama’ah sudah banyak yang berumur, jadi ya harus hati-hati. Jabal Magnet ini dikelilingi oleh gunung dan pada kiri-kanan jalan terdapat pohon yang jarang. Gunung dengan batu-batuan berwarna-warna, jenis batuannya berbeda dengan yang ada di Indonesia.
Mantiqul Baidhah (Medan Magnet)
Perjalanan selanjutnya adalah menuju ke Percetakan Al Qur’an. Dalam perjalanan pulang menuju tempat percetakan tersebut, kami melihat ada istana raja besaaaaaaaaar sekali. Katanya, itu istana Raja Arab yang sekarang. Di percetakan, kita bisa membeli Al Qur’an dari bermacam-macam besarnya. Ada yang besar sekali, sedang bahkan kecil sekali, tentunya dengan harga yang bermacam-macam. Di percetakan ini, perempuan tidak diperbolehkan masuk, hanya laki-laki saja. Di dalamnya *katanya* berisi mesin-mesin pencetak Al Qur’an. Khusus untuk laki-laki yang masuk, diberi 1 buah Al Qur’an, gratis. Kalo gitu besok bawa peserta, banyakin laki-lakinya aja, hehehe ..
Setelah selesai, kami pun pulang menuju hotel. Di perjalanan, kami melihat tempat untuk melatih militer di Arab. Jalanan di Madinah, setiap jalur ada 3 lajur. Jalanannya besar-besar, tapi kendaraannya sedikit, nggak seramai di Jogja. Penghijauan jalan pun di beberapa tempat terpelihara dengan baik, yaitu adanya tanaman bernama “Pohon Soekarno”. Tanaman ini kalo di Indonesia semacam pohon Mindi (Jogja), konon katanya tanaman ini pertama kali dicanangkan oleh alm.Presiden Soekarno. Waaah, terkenal sekali beliau! J
Sesampainya di hotel, kami pun bersih-bersih. Perjalanan panjang ditempuh dari pukul 7 pagi sampai pukul 12 siang. Jadi, kami dapat menjalankan sholat Dhuhur di Masjid Nabawi. Hmmm .. Masjidnya besar sekali. Di halamannya terpampang paying-payung menawan yang dibuka lebar. Di depan pintu masuk, dijaga oleh para Askar. Pintu masuk perempuan dan laki-laki dipisah dan masing-masing dijaga oleh Askar. Beberapa perempuan yang mengenakan seragam sama seperti di Masjid Quba tadi. Serba hitam. Mereka memeriksa satu per satu jama’ah yang masuk. Kalo bawa tas, dibukain tasnya. Kalo ada yang bawa HP, nggak dibolehin masuk. Alas kaki pun dengan tertib tanpa dikomando diletakkan di rak-rak yang tersedia. Huuufff benar-benar tertib. Di dalamnya penuuuh orang. Di dalamnya terdapat pintu seperti gerbang tinggiiii sekali, nanti kita masuk lagi masih ada tempat luas untuk jama’ah perempuan. Oh iya, di sana juga terdapat banyak dispenser yang tertata rapid dan banyak di samping kiri-kanan setelah pintu masuk. Apa itu? Yak benar, itu air zam-zam. Segar sekaliiii! Aaaaahhh, di dalamnya nyaman sekali. Saya malah nggak pengen pulang ke hotel rasanya.
Saya di halaman Masid Nabawi dengan payung yang sedang tertutup
Setelah sholat Dhuhur, kami istirahat di hotel. Saat Ashar menjelang, saya menuju Masjid Nabawi lagi. Waaah senangnya bisa terus sholat di sana! Subhanallah. Setelah sholat Ashar, kami satu rombongan berkumpul dan mendengarkan pengajian dari pemimpin rombongan. Pengajian ini selalu dilaksanakan setelah sholat Ashar.
11 AGUSTUS 2011, MADINAH (HARI PERTAMA PUASA)
Pada hari ini, jadwal kami tidak tour keluar. Jadwal tour keluar sudah dilakukan kemarin. Hari pertama puasa. Hmmmm .. Alhamdulillah kami masih bisa merasakan puasa di Madinah. Di sana, toko-toko yang ada tutup semua, kecuali toko parfum, tas, mainan, gelang atau pernik-pernik semacamnya. Kami menghabiskan waktu untuk beribadah.
Pagi-pagi sekitar jam7 pagi, saya dan rombongan ibu-ibu pergi ke Masjid Nabawi untuk berkunjung dan beribadah ke Raudhah. Keutamaan Raudhah: dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah bersabda,
"Antara rumahku dan mimbarku adalah taman (raudhah) dari taman-taman surga. Dan mimbarku di atas kolam. (shahih Bukhari, no. 1888)."
Sebagian ulama salaf, antara mimbar dan rumah Rasul menyerupai taman dari taman-taman surga. Sedangkan pendapat lain meyakini bahwa "raudhah" tersebut, di akirat kelak benar-benar akan berpindah ke surga. Ulama lain mengatakan, ia bagaikan taman dari taman-taman surga dalam hal turunnya rahmat dan tercapainya kebahagiaan. (Akhbar Madinah al-Rasul li Ibn al-Najjar, h.39)
Waktu itu, saya bisa menjalankan shalat 2 rakaat di dalamnya, sangat amat perjuangan. Di dalamnya penuh sesak jama'ah yang berebut ingin shalat di sana. Saya sempat terharu ketika saya selesai berdoa. Dan saya akui, saya benar-benar ingin mengulanginya lagi. Saya merindukan Masjid Nabawi, merindukan Madinah dan segala yang ada di Tanah Haram.
Raudhah petak berwarna hijau muda
Keterangan :
A. dari arah Bab As-Salam (Gate #1)
B. Mihrab Hanafi
C. Mimbar Rasulullah
D. Tempat Bilal / Muazzin
E. Mihrab Nabawi / Mihrab Rasulullah
F. Mihrab Utsmani
G. Batas Rumah Rasulullah
H. Ruang Aishah RA / Ruang Makam
I. Ruang Fatimah RA
J. Panggung di sekitar Mihrab Tahajjud
K1. Tempat Ahl Suffah sebelum perluasan 7 H
K2. Tempat Ahl Suffah setelah perluasan 7 H
K3. Panggung Tempat Petugas Keamanan / Sebagian menganggap ini tempat Ahl Suffah
L. Bab An-Nisa
M. Bab Jibril
N. Bab Baqi’ (Gate #41)
1. Makam Rasulullah SAW
2. Makam Abu Bakr RA
3. Makam Umar Ibn Al-Khattab RA
4. Tempat kedatangan malaikat Jibril ketika menyampaikan wahyu kepada Rasulullah SAW
5. Dinding Ruang Makam / Kamar Aishah RA
6. Dinding makam segilima, dibangun Umar Ibn Abd Aziz
7. Dinding makam segilima lapis ke dua, dibangun Sultan Qait Bay dari Mesir
8. Kubah kecil tepat di atas ruang makam
9. Lingkaran kubah Al Zarqa
10. Lingkaran kubah Al Khadra’ (Kubah Hijau)
11. Lubang besar searah makam Rasulullah SAW
12. Lubang kecil searah makam Abu Bakr RA
13. Lubang kecil searah makam Umar Ibn Al-Khattab RA
14. Raised platform untuk petugas / askar (data gak akurat berdasarkan ingetan aja)
15. Tiang As-Sarir (tempat tidur)
16. Tiang Al-Hirs (pengawal)
17. Tiang Al-Wufud (utusan)
18. Mihrab di Ruang Fatimah RA, dibangun Sultan Qait Bay dari Mesir
19. Mihrab Tahajjud
20. Mihrab tempat Rasulullah SAW shalat berjamaah dengan Ahl Suffah
99. Garis pembatas jemaah wanita pada saat sebagian raudhah khusus untuk jemaah wanita
*diambil dari http://arosyada.wordpress.com/2010/06/04/denah-raudhah/
Perjuangan di Raudhah itu berakhir ketika Dhuhur tiba. Saya dan mbak sepupu melanjutkan shalat Dhuhur di Masjid Nabawi, mengaji dan berzikir. Lalu pulang, bersih-bersih sampai Ashar. Shalat Ashar di Masjid, begitu seterusnya. Sampai Maghrib menjelang, saya ke Masjid lebih awal, agar mendapat tempat enak. Di sana ramaiiii sekali. Orang-orang sudah duduk teratur. Ada juga orang yang membagikan makanan. Ada roti yang besar sekali apa itu namanya, ada kurma, ada yogurt, ada kopi Arab, dll. Senang sekali bisa berbuka di sana, bersama-sama orang di sana. Aaaaaaaa mau ke sana lagiiiiii!
Setelah berbuka, dilanjutkan shalat Maghrib. Lalu pulang ke hotel lagi. Malamnya, berangkat ke Masjid lagi jam 19.30. Padahal Isya' di sana jam 20.30, haha lumayan lama juga nunggunya. Sembari menunggu, saya ambil air zam-zam di dispenser yang ada, aaaahhh segarnyaaa! Dan dilanjutkan mengaji. Benar-benar nyaman di dalam Masjid Nabawi itu. Lalu, saya mengikuti tarawih di sana, 23 rakaat.
Jadi, sekian dulu yaa cerita tentang Madinah. Pokoknya, saya mau kalo ada yang ajakin ke sana lagi. Yaa insyaAllah dengan adanya rezeki juga, amiiin. Sangat amat merindu Madinah! Nanti dilanjut lagi yaa ceritanya .. Ketika saya bertolak menuju Mekkah.
Terimakasiih ,, Wassalamu'alaikum.w.w.
Haiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii .. Jumpa lagiii, dengan Luki di siniii *baca pake gaya lagunya maisy* *jadul ach* *yoben* ok, cussss lah yaa sekarang saya ingin bercerita tentang gigi. Hmmm .. Kenapa? Ya karena gigi itu penting. Gigi itu fungsi estetika di bagian wajah. Percaya? Haruuuss! :D yaiyalaah .. bayangkan kalo itu wajah orang ngga ada giginya pas ketawa? Yang ada sih kalo saya, ngga jadi ikutan ketawa, takut lah yaa? Eh tapi kan kadang keliatan lucu juga, jadi malah ikutan ketawa. Lho? Piye to Luk? Lha ngga tau, jadi conditional. Yang penting, gigi itu memiliki fungsi estetika, yeeaah! *lho?*
Kemarin waktu KKN, saya sempat mengadakan penyuluhan gigi untuk anak-anak SD. Saya memilih untuk memberikan penyuluhan untuk anak kelas 1 dan 2 SD saja. Selain karena biaya, ada alasan yang cukup masuk akal. Bukan cukup lagi sih, tapi sangat masuk akal. Apakah itu? Mau tau? Hmmmm .. Pertimbangan usia anak pada kelas 1 dan 2 SD tersebut. Kelas 1 dan 2 SD mungkin sekitar umur 6-7 tahun. Anak dengan umur sekian, diharapkan untuk dapat lebih bisa menjaga kondisi kebersihan mulutnya, karena umurnya ini berkaitan dengan tumbuhnya gigi-gigi permanen. Gigi permanen yang tumbuh itu harus dijaga agar dapat tumbuh dengan baik dan sempurna, sehingga tatanan atau posisi giginya tepat dan rapi nantinya *weiiiisssss panjang yak penjelasannya??*
Saya Bercerita Tentang Bentuk Gigi
Hmmm .. Saya menulis blog ini memang kurang materi. Asal cerita aja kaya cerita sama orang. Jadi, sering banget labil. Kalo udah capek, ya udah selese gitu aja, to be continued. zzzzzz. Okay, kembali ke gigi!
Jadiiii, saya menyuluh ke SD di tempat KKN itu. Saya dibantu oleh 2 teman dari fakultas yang sama dengan saya dan bersama teman-teman 1 pondokan *yang udah bangun* *soalnya jam7pagi mulainya*
Acara dimulai pun ngaret as usual lah yaa, dimana-mana juga acara sering ngaret. Tapi, tidak ada yang kecewa dalam hal ini. Siswa-siswa cukup antusias dan bersabar menanti kami. Saya menceritakan tentang gigi, bagian gigi, dan macam bentuk gigi. Lalu, makanan apa saja yang dapat menyebabkan gigi berlubang? Daaan, bagaimana si "monster kuman" bisa merusak gigi, saya ceritaa, walopun ngga pinter cerita ke anak kecil, palingan juga mereka asal denger *ngeeek* Lalu, saya memberi tahu mereka bagaimana menyikat gigi yang baik dan benar. Oiyaaa, ada lagi yang seru, saya mengajari mereka menyanyikan lagu "Aku Gigi" hahahaha paling seru sih di kelas 2, mereka cukup kooperatif dibanding kelas 1. Yaiyalaaah, masih cilik-cilik ngeyel gituu. Kelas 2 tu lucu-lucuu, diajarin skali mereka langsung semangat! Disuruh maju buat mimpin nyanyi, eeeh semua ikutan maju, jadilah kami semua di depan kelas itu menyanyi laksana paduan suara, bukan-bukan, bak group vocal kelas handal yang lagi konser tapi penontonnya ngga ada. *lha iya, yang harusnya jadi penonton malah ikut maju semua*
Setelah itu? Saya membagikan sikat gigi ke siswa-siswa, kami pergi ke luar ruangan, untuk apa? yaaaak, salah! Bukan untuk main lempar-lemparan sikat gigi. Tapiiiiii sikat gigi bersama dooong! Yeyeyeee .. Ruameeeee banget! Langsung lah amburadul semuaaa. Kami menyiapkan air di ember gitu buat dibagiin di gelas masing-masing yang udah dibagi juga. Eeeeh ada yang udah kumur-kumur *zzzzzzz*
Terus ya udah, to-the-point aja, kami bagikan pasta giginya. Dan lagi-lagi? Amburadul. Aaaaaaa! Ada yang udah mulai sendiri, ada yang meludah sembarangan juga. Hadeeeeh .. rempong deh yaa cyiiiin!
Huuuufffff saya yang cerita ulang ketik di sini kok jadi ngerasain capeknya lagi penyuluhan part gosok gigi bersama yaa? Aaaah tapi seruuuu! Mereka rameeee, ngeyel, daaaan kreatif *bahasa halusnya*
Oiyaaa, ini sebenernya ada lagi foto-fotonya, cuma kelupaan ada di fd temen, ada juga video mereka nyanyi, cuma masih di tempat temen juga. hahahaha kaya ngga niat ambil dokumentasi gitu -_____-"
The world always looks brighter from behind a smile. ~Author Unknown
Hayooo dijaga kesehatan giginyaaaaaa .. Biar bisa kasih senyum manis tiap hari ke semuanyaa! Karena kalian ingat? Senyum itu ibadah lhoo :)
Sekian dulu yaaaa .. Disambung lagi di posting berikutnya! Caaoow .. :D
Assalamu'alaikum.w.w. Hallo semuanyaa .. Apa kabar? Hmmm .. Ngga' usah kudu dijawab sih, karna saya juga akan segera memulai apa yang hendak saya mulai.
Saya memulainya dari tanggal 4 Juli 2011. Ada apa dengan tanggal itu kah? Ya, saya memulai mengikuti kegiatan KKN yang diwajibkan bagi mahasiswa S1. Persiapan KKN ini sudah direncanakan dari 3 atau 4 bulan sebelumnya. Kami membentuk tim/kelompok untuk menyelesaikan program yang akan dikerjakan. KKN saya berada di Desa KarangTengah, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Dalam satu tim KKN yang berjumlah 29 orang itu, kurang lebih memang kebanyakan teman-teman SMA saya yang sudah saya kenal sebelumnya. Senang bisa bertemu mereka lagi. Segala persiapan matang dan yang tidak matang pun sudah dilakukan. Satu tim kami pun dibagi menjadi 3 subunit untuk masing-masing dusun. Tim kami dibagi menjadi 3 subunit.
Dan akhirnya, tanggal 4 Juli 2011 pun datang .. Saya berada di dusun yang masih tergolong lumayan kota *katanya* hmmm walopun iya memang lumayan kota sih dibandingkan 2 subunit lainnya. Kami tinggal di rumah warga yang tidak dipakai. Antara senang atau sedih atau bingung atau biasa aja sih yaa? Karena kami tinggal di rumah sendiri, tidak bersama warga asli sana, tidak seperti 2 subunit lain yang tinggal di rumah kepala dukuhnya. Kami datang ke rumah itu sekitar jam 10 pagi. Hal pertama yang dilakukan adalah, yaitu ??? Coba tebak apaa? Hmmm .. Tettooottt! Itu bukan penginapan yang siap dipakai lho yaa ..Kami beres-beres, bersihin rumah dan seisinya, se-mu-a-nya. Ok, SE-MU-A-nya! *inhale-exhale*
Semua yang tinggal di rumah itu ada 5 orang perempuan dan 5 orang laki-laki, yang kami pun memang baru bertemu di KKN ini, walopun saya ada beberapa yang sudah mengenalnya di SMA dulu *tapi ngga deket, sama aja* -___-"
Pondokan Kami Selama 54 Hari
Hmmm .. Pondokan kami banyak sekali cerita di dalamnya. Kami sudah seperti keluarga baru. Benar-benar keluarga baru. Mengenal teman-teman baru di suasana yang baru. Aaaaahhh .. senang sekaliiii! Saya berlima dengan perempuan yang lain. Kami tidur 1 kamar, hhahaha .. Sempit sih, tapi bikin anget! Seru. Saya selalu mengenang saat-saat di kamar perempuan. Saya yang paling awal datangnya kantuk dari keempat perempuan lain. Entah mengapa, di pondokan itu, jam tidur saya dirasa terlalu awal juga.
Kamar Kami Untuk 5 Orang Perempuan
Aaaaaaahhh .. Saya semakin kangen suasana pondokan nih! Ketik ini cerita udah ngga kuat nahan kangen. Masih euforia KKN, huuuuffff. Yaaa dalam 54 hari itu kan kita serumah, ngerti baik-buruknya temen. Jadi pelan-pelan juga saling ngerti sikap dan sifat masing-masing. Ada sih kadang kami ngerasa kurang ngga enakan gitu, tapi yaa saling ngertiin aja. Dan selama itu, kami selalu bersama-sama. Ooooooo tidaaaaak, kangen melanda nih! Saya jadi bingung ini ceritanya akan mengarah kemana dan gimana? *ngeeek
Jadi yaa, inti dari semua ini, saya mendapatkan teman baru, keluarga baru dan lingkungan baru yang sangat saya sayangi. KKN serasa nyaman, indah dan damai *piye2 luk?* hmmmm ..
Sering banget saya sekarang-sekarang ini jadi pondokan sick *semacam malarindu dengan pondokan*. Saya kangen suasananya, bareng-barengnya, jayus-jayusannya, bau-baunya, males-malesannya. Dan paling ok nih yaa, kayanya permasalahan yang ada di pondokan bisa aja diselesaikan. Ngga tau diselesaikan dengan benar, ngasal atau pasrah, yang penting selesai aja. Kenapa? Karena kita selalu bersama! Aaaaaaaaaaa lagi-lagi saya mengenang pondokan berlampu depan hijau itu.
Aaaaahhh ceritanya terlalu banyak kalo ditulis. Kenapa? Karena halaman kosongnya cuma sedikit *eeaaa*
"Friends never make assumptions about you. They never expect a reason to go out with you. In fact friends only expect you to be you!"
Sent in by-Chandru Sockalingam-
So? Mereka yang berada di pondokan dan di dalamnya, segalanya .. Saya menyayanginya seperti keluarga saya sendiri. Bangga dan senang bisa mengenalnya, menemukannya, bersamanya ..
Be there friends, I'll walk behind you .. Cause if there's something wrong in your way, you can look at the behind. Yes, there's me .. :)