Pages

Jumat, 17 Februari 2012

GERODONTOLOGY #3


A.H.A  Guidelines
Lidokain
Lidokain yang merupakan obat anestesi lokal juga dipergunakan sebagai terapi emergensi pada resusitasi kardiopulmonal. Lidokain diberikan pada kejadian manifestasi sistemik dari aktivasi simpatetik nervous system karena injeksi lokal epinefrin terutama karena kejadian disritmia (ventricular takikardia). Beberapa jurnal mengatakan pemberian lidokain pada situasi ini efektif untuk mengembalikan irama jantung menjadi sinus rythme. Membiarkan jantung dalam keadaan disrtimia berbanding lurus dengan perburukan outcame pasien yang mengarah pada keadaan heart failure. Lidokain diberikan secara bolus intravena dengan dosis 1-1,5 mg/kgbb. Menurut pedoman ACLS dari AHA 2006, lidokain diberikan untuk terapi alternative dari amiodaron untuk VF/VT pada cardiac arrest. Diindikasikan juga pada stable monomorfik VT, stable polimorfik VT pada keadaan tanpa iskemik dan gangguan elektrolit sebelumnya. Pemberian juga dapat melalui ETT dengan dosis 2-4 mg/kgbb. Untuk maintenance diberikan dengan infuse 1-4 mg/min (30-50 µg/kg per menit). Efek lidokain ini disebabkan kerja lidokain yang mendepresi automatisiti miokardial. Kontraktilitas dan conduction velocity juga terdepresi. Dihasilkan dari direct cardiac muscle membrane changes (blokade sodium channel jantung) dan inhibisi dari autonomic nervous system.
Cardioversion
Sesuai pedoman ACLS dari AHA 2006, kardioversi diindikasikan pada semua bentuk takikardia (HR>150X/menit) dengan tanda-tanda hemodinamik yang tidak stabil, syok, tapi masih terdapat nadi. Tapi disebutkan juga bahwa kardioversi merupakan kontraindikasi pada keadaan takikardia diatas yang disebabkan oleh keracunan atau drug induced. Pada kasus ini tidak dilakukan kardioversi karena jelas penyebabnya adalah drug induced (infiltrasi lokal epinefrin). Namun persiapan alat defibrillator penting sebagai antisipasi kejadian memburuk sampai dilakukan CPR.


Field JM, Hazinski MF, Gilmore D. Handbook of Emergency Cardiovascular Care for Health Care Provider. American Heart Association; 2006. (http://yendi.blogdetik.com/)



Stress Reduction dalam Prosedur Dental
Kecemasan dan nyeri yang berhubungan dengan perawatan gigi menunjukkan bahwa pengobatan gigi modern harus menggunakan psikoterapi metode. Pendekatan gabungan psikologis dan psikoterapi untuk pasien membutuhkan kolaborasi antara dokter gigi dan spesialis psikoterapi. Dalam kasus pasien menolak untuk membantu psikoterapi spesialis dokter gigi harus melakukan psikoterapi secara mandiri.
Stres manajemen yang tepat dari pasien adalah penting untuk kelancaran prosedur gigi atau bedah invasif yang dilakukan di bawah anestesi lokal.  Efektivitas penyediaan informasi pra operasi untuk pengurangan kecemasan selama operasi gigi pada pasien dengan kecemasan tinggi atau rendah. Ketentuan informasi tentang operasi mengarah pada pengurangan ketakutan dalam sifat kecemasan pasien yang rendah tetapi tidak dalam sifat kecemasan pasien yang tinggi, sambil memberikan informasi tentang bedah intervensi dan periode pemulihan menghasilkan penurunan yang signifikan kecemasan pada semua pasien.
Protokol Pengurangan Stres untuk Pasien Cemas
1. Kenali tingkat kecemasan pasien.
2. Pertimbangkan menggunakan pra-obat atau sedasi
3.
Jandwal bertemu pada waktu pagi.
4. Minimalkan waktu
menunggu dan memperhatikan lamanya waktu bertemu (konsultasi).
5. Pastikan untuk menggunakan kontrol nyeri yang memadai. Ini akan bervariasi dari pasien ke pasien.
6. Memantau tanda-tanda vital.
7. Berkonsultasi medis jika diperlukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar